Sabtu, 18 April 2015

Gosip itu Berdosa

Oleh: Agustian Tatogo

Hal suatu hal yang sangat melekat pada tatanan kehidupan masyarakat, tidak hanya masyarakat Papua, tidak hanya masyarakat Jawa, tidak hanya suku tertentu, tetapi seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia. Hal yang tidak kita sadari adalah menceriterakan suatu hal kepada orang lain dan sesama. Cerita dari kita kepada sesama atau yang akrab kita kenal dengan istilah gosip. Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan bahkan setiap tahun gosip ini selalu kita lakukan dan tidak akan hilang dari kehidupan kita.
Gosip dalam arti positif itu akan membawa dampak yang lebih baik bagi pelaku, sebab kita memberi semangat kepada pelaku. Dengan menceritakan hal yang positif kepada orang lain (sesama), maka harapannya pelaku akan bertindak lebih baik dari hal baik yang telah dilakukannya. Pelaku akan merasa bangga akan hal yang telah ia lakukan. Dia merasa dihargai orang, dihormati orang, maka keberanian akan mencoba hal yang baru akan nampak di hadapannya.
Tetapi bagaimana jika menceritakan hal yang bersifat negatif, menceritakan kelemahan seseorang (pelaku)? Pada dasarnya, kita menceritakan orang (menggosipkan) orang lain itu memiliki tujuan agar pelaku akan lebih baik, dalam kehidupannya. Namun, hal yang kerap terjadi adalah justru sebaliknya. Pelaku semakin terpuruk dan tidak berkembang ke arah kehidupan yang lebih baik.  Pelaku akan semakin tidak berdaya untuk memiliki. Terkadang, karena kita menggosipkan kelemahan orang lain, maka secara tidak langsung membunuh harapan seseorang (pelaku).
Kita menggosipkan perilaku seseorang (pelaku) sehingga tanpa kita sadari membunuh hidup seseorang, maka kita akan menanggung dosa. Dalam hukum Tuhan juga mengatakan bahwa jangan menceritakan orang lain. Jelas sudah dikatakan bahwa gosip itu berdosa, namun kita tetap lakukan hal itu. Hukum Tuhan mengatakan jangan membunuh. Membunuh itu dosa berat. Karena kita menganggap membunuh itu dosa berat, maka kita sadar sehingga takut melakukan pembunuhan.
Pertanyaannya, bagaimana dengan gosip? Apakah itu termasuk perbuatan berdosa? Jawabannya ya. Gosip itu berdosa. Kalau gosip hanya satu dua kali saja tidak jadi persoalan. Tetapi, jika gosip itu terus- menerus maka hal itu saya saja membunuh karakter seseorang. Jadi, jangan beranggapan bahwa, karena kita tidak melakukan kejahatan seperti membunuh orang maka dosa kita sedikit. Secara tidak langsung, gosip itu pun membunuh kehidupan seseorang. Maka, kembalilah kepada pribadi kita masing- masing. Lebih baik kita membunuh orang satu kali, dari pada menceritakan kelemahan orang lain terus- menerus.


------Selamat membaca---


Tidak ada komentar:

Posting Komentar