1.
IN
TO THE WILD
Di
Amerika hiduplah sekeluarga orang kaya. Mereka mempunyai seorang putra bernama
Christoper. Ketika umur Chris beranjak dewasa, dia ingin hidup mandiri, dia
ingin berpisah dengan kedua orang tuanya dan memilih hidup di hutan liar. Chris
dihantar temannya ke hutan liar. Pada saat itu, di Amerika sedang musim dingin,
pegunungan dan hutan di Amerika ditutupi salju.
Chris
menuju ke arah gunung, menyeberang sungai yang ditutupi salju. Setelah
menyeberang sungai tersebut, Chris menemukan sebuah mobil tua. Dia tinggal di
mobil itu beberapa hari. Kehidupannya selama mengembara di hutan, dia bersatu
dengan alam. Ketika keluar dari hutan itu, dia bertemu dengan orang- orang di
sekitarnya, orang- orang itu pun bertindak baik terhadapnya. Mereka mengajak
Chris tinggal bersama mereka, namun dia menolak penawaran mereka dan tetap
hidup mengembara di hutan.
Suatu
saat, Chris kembali melanjutkan studi di kota. Selama studi di kota, ia tinggal
bersama kedua orang tuanya. Pada saat wisuda, Chris mendapat penghargaan dari universitas tersebut. Chris
adalah salah satu dari tiga orang
penerima penghargaan di universitas tersebut.
Setelah
menyelesaikan studinya, Chris ingin melanjutkan kehidupan mengembara di hutan
tadi. Tanpa diketahui kedua orang tuanya dan pacarnya, dia kembali hidup
mengembara di hutan liar. Dia tinggal di mobil yang telah dijadikan rumah
penginapan tadi. Hidupnya sangat menyatu dengan alam di sekitarnya. Setiap
hari, dia keluar dan menampakkan diri
untuk mencari wawasan baru sampai dia membantu
temannya yang memanen gandum di ladang menggunakan bajak.
Suatu
saat, Chris juga bertemu dengan seorang mantan militer. Istri dan anak satu-
satunya meninggal karena ditabrak para pemabuk. Peristiwa itu terjadi ketika
bapak tersebut pergi ke luar negeri. Bapak itu menahan Chris untuk tinggal
bersamanya, tetapi Chris tidak bersedia tinggal di situ dan tidak ingin menjadi anak angkatnya, namun dia kembali ke
hutan tempat dia tinggal. Setiap hari dia tinggal di hutan tersebut.
Suatu
saat, makanan dan hewan di sekitarnya kahabisan, sehingga dia ingin mencari
makan di seberang sungai. Namun, Chris tidak bisa menyeberang karena air di
sungai tersebut sangat deras. Akhirnya dia kembali ke mobil tua tersebut.
Karena Chris sangat lapar, maka ia memakan tumbuh- tumbuhan yang ada di
sekitarnya. Chris baru menyadari ketika dia membaca tulisan- tulisan di buku, ternyata tumbuhan yang ia makan itu
beracun. Penyakit yang dialami Chris tersebut hanya bisa disembuhkan dengan obat
tertentu atau makan makanan cukup banyak.
Semakin
hari sakitnya pun semakin meningkat. Dia
pasrah dengan nasib yang dia dapatkan. Akhirnya dia menyerahkan diri dan
meninggal dunia di mobil tua itu. Dua minggu setelah Chris meninggal, para
pemburu hewan menemukan mayatnya di mobil tua tersebut. Itulah resiko kita
mengembara, berkelana, serta berpetualang ke tempat yang baru, asing bagi kita.
Oleh: Agustian Tatogo (disusun
berdasarkan cerita di Film “IN TO THE WILD”)
2.
APOCALYPTO
Di
suatu tempat, sebelum peradaban budaya lain belum masuk, hiduplah suatu kelompok masyakat, mereka hidup berkelompok
(A). Di suatu tempat di sekitar daerah tersebut juga terdapat satu
kelompok penduduk (B). Penduduk A adalah tuan atas hutan di sekitarnya,
sedangkan penduduk B selalu mencari tempat yang cocok untuk mereka hidup karena
tempat yang mereka hidupi sebelumnya selalu memiliki masalah.
Penduduk A dikenal dengan masyarakat pemburu hewan di hutan, sedang penduduk B dikenal
juga pemburu ikan. Di suatu tempat ada suatu kelompok penduduk (C). penduduk C ini menyembah kepada para dewa sedangkan penduduk A dan B menyembah pada roh
nenek moyang mereka. Penduduk C dikenal
dengan pemburu manusia.
Pada
suatu malam, Cakar Macan (seorang dari
penduduk A) bermimpi buruk. Besok paginya, pemburu manusia dari penduduk C
berburu manusia ke tempat masyarakat C dan masyarakat B berada. Rumah masyarakat A dan B dibakar, penduduk A dan penduduk B dibunuh oleh para pemburu manusia.
Saat itu, Cakar Macan menyembunyikan istri yang sedang hamil bersama anaknya
Kura-kura Jalan di lobang batu.
Sebagian
penduduk dari penduduk A dan B diikat untuk dibawa ke tempat penduduk C berada.
Tujuannya, pemimpin masyarakat C menumpahkan darah orang- orang dari penduduk A
dan B tersebut kepada dewa mereka.
Setibanya di daerah C, para wanita dilepaskan di situ untuk dijadikan budak
bagi pemerintahan daerah tersebut. Sedang para pria dibawa kepada pemimpin
negeri mereka untuk dibunuh.
Setibanya
orang- orang dari daerah A dan B di hadapan para pemimpin daerah C, dua orang
dari kalangan A dan B dibunuh, jantungnya dilepas. Pemimpin C menyerahkan darah
kedua orang tersebut kepada dewa mereka. Sekarang giliran si Cakar Macan. Saat
sebelum ia dibunuh, situasi di daerah tersebut berubah tiba- tiba, siang
menjadi gelap kemudian terlihatlah gerhana matahari. Hal ini menandakan bahwa
dewa mereka telah menerima persembahan dari penduduk C. Maka, Cakar Macan dibebaskan
dari pembunuhan itu.
Kelompok
Cakar Macan yang masih hidup dibawa ke tempat pembantaian untuk membunuh menggunakan panah. Anak kesayangan pemimpin pemburu C ini
dibunuh oleh Cakar Macan. Pemimpin tersebut bengkit amarah dan mengejar Cakar
Macan yang telah lolos dari pembantaian itu. Pemimpin C membawa serta delapan anak
buahnya. Cakar macan terus berlari meskipun tubuhnya terkena panah.
Ia
naik di sebuah pohon. Rombongan pemburu C melewatinya namun mereka tidak
melihat dia. Di atas pohon itu terdapat seekor anak macan, kemudian ia melihat
ke arah bawah, ternyata ada induk macan. Ia lari karena takut. Macan induk itu
pun mengejar si Cakar Macan. Cakar Macan menghampiri rombongan C, dan rombongan C pun mengejar si Cakar Macan. Suatu saat, macan tersebut menggigit dan
mencabik- cabik tubuh salah seorang dari rombongan C. Akhirnya tertinggal tujuh
orang beserta pemimpinnya.
Malam
pun telah berlalu, Cakar Macan terus berlari. Pada suatu tempat, ia memberi
suatu tanda dan menaruh seekor ular. Rombongan C pun tiba ditempat yang telah
ditandakan oleh Cakar Macan tadi. Salah seorang dari rombongan C digigit ular
sehingga ia sekarat dan mati. Sekarang tertinggal enam orang beserta pemimpin C.
Pada
siang harinya, cakar Macan tiba di
sungai besar. Sungai tersebut mempunyai pancuran yang sangat tinggi. Sungai itu
adalah perbatasan antara hutan penduduk A dan penduduk C. Cakar Macan melihat
bahwa rombongan C terus mengejar, maka ia melompat dari atas itu ke bawah.
Namun, ia tetap lolos dari batu- batu besar yang ada di sungai itu.
Rombongan C pun tiba di atas pancuran itu, dua orang dari kalangan C mati di sungai itu
karena terantuk batu. Sekarang tinggallah empat orang beserta pemimpinnya.
Cakar Macan telah tiba di hutannya, maka ia tahu bagaimana strategi berburu
hewan di hutan. Ia selalu bangkit dari lumpur di dalam hutan.
Cakar
Macan terus berlari meninggalkan mereka. Di suatu tempat dia menangkap seekor
katak. Racunnya dioleskan di kayu yang berduri. Dia membunuh seorang dari
rombongan C. Saat itu juga Cakar Macan membunuh seorang dari mereka, sehingga
tinggallah dua orang beserta pemimpinnya. Tiba- tiba roh nenek moyang si Cakar
Macan menurunkan hujan, maka ia semakin berani menghadapi musuhnya.
Pemimpin C beserta kedua anak buahnya yang masih tersisa terus mengejar si Cakar Macan.
Pada suatu tempat, Cakar Macan menampakkan diri dihadapan pemimpin C. Cakar
Macan dipanah olehnya, panahnya menusuk di dada bagian kiri. Namun, bagi si
Cakar Macan, hal ini kecil sehingga di melepaskan panah tersebut. Pemimpin C
pun meletakkan busur, kemudian ia menghadapi Cakar Macan menggunakan pisau .
Ketika pemimpin C berlari menghampiri si Cakar Macan, ternyata dia terjerat.
Jerat yang dulu dipakai kelompok si Cakar Macan untuk membunuh babi hutan, kini
jerat itu dipakai si cakar Macan untuk membunuh manusia yaitu pemimpin C.
Si
Cakar Macan terus berlari meskipun tubuhnya sakit parah. Sampailah dia di tepi
pantai. Ia melihat kapal- kapal asing yang sedang bersandar di tepi pantai itu.
Kedua orang yang dari kalangan C itu pun tiba di pantai tersebut. Mereka
melihat sesuatu yang baru bagi mereka. Ketiga orang itu tidak menyerang satu
sama lain, namun mereka heran dengan kapal- kapal asing tersebut.
Kedua
orang itu maju menghampiri orang- orang baru, sedang Cakar Macan kembali ke
hutan mendapatkan istrinya yang sudah melahirkan beserta anak mereka, Kura-
kura Jalan. Keluarga si Cakar Macan itu pun kembali ke hutan dan mencari
kehidupan baru.
Kapal-
kapal asing itu adalah orang- orang luar yang datang ke tempat itu membawa
injil. Peradaban baru, budaya baru masuk ketika orang- orang dari luar datang
dan memberitakan injil pada saat itu juga.
Oleh: Agustian Tatogo (disusun
berdasarkan cerita di Film “APOCALYPTO”)
3.
EVAN
ALMIGHTY
Di
New York AS hiduplah satu sekeluarga. Ayahnya bernama Evan Baxter,
istrinya bernama Jordan, serta ketiga
anak putranya: Dylan,Joan,Ryan. Evan bekerja di studio berita TV dan penyiaran
Radio. Dia ingin mencalonkan diri menjadi anggota Kongres Bufallo di New York.
Kampanye yang dia lakukan bersama istrinya pun berhasil. Evan mendapat tempat
kerja yang lebih besar tanggungjawabya dari sebelumnya. Kartor kerjanya ialah
di Gedung Putih, New York, AS. Atas kemenangan dalam kampanye itu, Evan mendapat
mobil mewah dan rumah mewah, namun rumah mewah itu letaknya cukup jauh dari
Gedung Putih. Evan memberikan kejutan bagi istrinya serta ketiga putranya.
Mereka tinggal di rumah mewah itu.
Ryan
tertarik denga anjingnya yang ada di sekitar rumah itu. Ayahnya mengatakan
anjing itu kedisan, bauh, dll., namun, Ryan ingin memelihara sehingga dibuatkan
kandang di samping rumahnya. Pada malam harinya, Evan berterima kasih kepada
Tuhan atas tugas yang baru yaitu menjadi anggota Kongres Bufallo, rumah baru
dan juga mobil baru. Besok paginya Evan bersama istrinya bangun pada pukul 6.14
padahal Evan menyetel wekker itu pada pukul 7.00 pagi.
Ketika
barangkat ke temapt kerja yang baru, di depan pintunya Evan menemukan sebuah
kotak besar dari kayu. Kotak itu berisi alat bangunan yang terbuat dari kayu.
Kiriman itu adalah dari Tuhan. Ia berangkat ke kantor barunya, yakni Gedung
Putih. Di sana, dia bertemu dengan Rita dan Marthy, rekan- rekan kerja baru di
Gedung Putih itu.
Besok
paginya, di rumahnya juga bunyi wekker pada jam 6.14. berita di TV pun
disiarkan kitab Kej.6:14. Evan membaca di Kitab Suci “Buatlah bagimu bahtera dari
kayu”. Tuhan mengirimkan setumpuk kayu untuk Evan. Ia bertemu dengan Tuhan di
tumpukan kayu. Tuhan menyuruh Evan membangun sebuah bahtera.
Evan
berangkat ke kantornya. Di dalam perjalanan, ia bertemu dengan Tuhan beberapa
kali. Setibanya di kantornya, rekan- rekan kerjanya: Rita, Marthy dan Eugene
pun memberikan surat-surat yang bernomor 6.14. Di meja kerjanya diletakan pula
sebuah tulisan “Kej.6:14”. Dalam rapat kongres pun Evan bertemu dengan Tuhan.
Ia jatuh pingsan. Setelah pulang ke rumahnya, Evan mencari materi tentang nabi
Nuh dan bahteranya di internet, lalu ia mempelajari.
Besok
paginya, Evan berangkat kekantornya. Dalam penjalanan ke kantornya, dia bertemu
dengan hewan berpasang- pasangan. Hewan- hewan itu terus mengikutinya sampai di
kantornya. Dia pulang ke rumah. Setibanya di rumah dia melihat serombongan
hewan yang sedang mengerumuni dia. Evan bertemu lagi dengan Tuhan, Tuhan
memberitahunya, “Kamu membangun bahtera, kamu yang memulainnya, Aku yang akan
mengisinya”.
Hari
berikutnya, Tuhan menumbuhkan jenggot dan jenggot itu tidak bisa hilang, makin
bertabah hari makin bertambah panjang pula jenggotnya. Mereka mulai membangun
dari awal. Suatu saat, istri dan anaknya pergi meninggalkan Evan karena mereka
menganggap Evan itu stress, gila. Mereka pergi ke Kanada. Pada malam harinya
mereka makan di restoran. Di sana, Tuhan menampakkan diri kepada Jordan,
istrinya. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke New York rumah mereka.
Mereka membantu Evan menyelesaikan bangunan bahteranya, juga dibantu oleh
hewan- hewan.
Kepala
kongres Gedung Putih, Tn.Long itu mengunjungi bahtera yang sudah terbangun.
Long memberitahukan kepada Evan bahwa bahteranya akan diruntuhkan karena tempat
membangun bahtera itu telah dibeli Long untuh mengelolah ke perusahaan swasta.
Hari itu adalah tanggal 22 September, tengah hari. Tuhan menurunkan hujan
baginya. Hujannya sebentar saja kemudian berhenti. Masyarakat yang berkumpul di
sekitar kapal itu makin tidak pencaya tehadap Evan beserta keluarganya. Evan
menyuruh masyarakat itu naik ke dalam bahtera itu karena sebentar lagi banjir
akan datang.
Tiba-
tiba bendungan danau Long jebol. Masyarakat di sekitarnya naik ke bahtera itu
untuk menyelamatkan diri. Banjir pun datang melanda semua penduduk, rumah serta
segala- galanya. Bahtera itu terus mengikuti arus banjir tersebut, namun tidak
ada satu pun dari mereka yang terluka, karena Tuhan menolong mereka. Akhirnya
bahtera itu tiba di Gedung Putih dengan selamat.
Evan
bertemu dengan rombongan Tn.Long. evan menceritakan apa saja yang terjadi pada
mereka. Tn.Long mengira bahwa danau Long itu sengaja dijebolkan Evan, namun
sebagai tanda bahwa bukan Evan yang menjebolkan bendungan Long maka salah satu
hewan melampiaskan kotorannya pada Tn.Long. Akhinya mereka paham bahwa bukan
Evan yang menjebolkan. Bahtera itu pun parkir di depan Gedung Putih dan hewan-
hewan dikembalikan pada habitatnya.
Setelah
semuanya itu terjadi, Tuhan mengembalikan wajah dan kehidupan Evan seperti
semula. Evan bertemu dengan Tuhan. Tuhan berkata kepadanya, “Kamu telah
mengubah dunia”, namun Evan tidak yakin dengan perkataan Tuhan. Lalu Tuhan
bertanya lagi dan Evan menjawab: “Mengubah dunia adalah ketika kita melakukan
hal kecil dengan tulus”.
Oleh: Agustian Tatogo (disusun
berdasarkan cerita di Film “EVAN ALMIGHTY”)
4.
AN
INCONVENIENT TRUTH
Tn.Al
Gore adalah mantan kandidat presiden tahun 1990-an. Kampanye presiden
dimenangkan presiden W.Bush. Setelah kekalahan dari kampanye kandidat itu,
Tn.Al Gore ingin mengubah dunia dengan memberi orasi, ceramah kepada semua
orang tentang situasi dan kondisi yang terjadi di dunia ini.
Pada
awalnya, Tn.Al Gore mengunjungi tempat- tenpat cukup banyak menghasilkan CO2
serta polusi udara, efek rumah kaca, sehingga mengakibatkan pemanasan global “Global Warming”. Sejak saat itulah Tn.Al
Gore terinspira untuk menyeruhkan bagaimana menyikapi dunia yang semakin hari
semakin memanas akibat ulah manusia itu.
Dia
mengumpulkan data- data tentang kondisi di dunia ini dari berbagai sumber: dari
internet, pandangan- pandangan para tokoh, dsb. Setelah mengumpulakn, dia
memberi ceramah mulai dari daerahnya, serta kotanya di New York, AS. Kemudian,
karyanya itu banyak kalangan dari berbagai Negara yang tertarik dan mendukung.
Tn.Al Gore juga ditugaskan keluar negeri. Dia mengelilingi seluruh dunia untuk
memberi orasi, ceramah tentang kondisi di bumi yang sedang terjadi.
Dia
mengunjung Cina untuk melihat situsi di sana dan memberi ceramah tentang
masalah yang terjadi di bumi ini yakni pemanasan global. Lalu, ke beberapa
Negara di barat, Eropa, dan juga negara- negara di Timur- Tengah. Apa yang
Tn.Al.Gore lakukan ketika mengunjungi dan memberi ceramahnya di berbagai
Negara?
Langkah
awal yang Tn.Al Gore lakukan adalah memberi semangat kepada para hadirin yang
mendengarkan ceramahnya. Untuk masuk ke pembahasan mengenai kondisi di bumi,
Tn.Al Gore memulai dengan penjelasan tentang bagaimana terjadinya bumi;
perpecahan- perpecahan bumi menjadi beberapa bagian; menjelaskan juga letak
geografis di bumi ini. Ia juga mejelaskan lapisan- lapisan kulit bumi yang mulai berubah akibat
polusi udara, gas CO2 yang
dikeluarkan oleh pabrik atau sisa asap pembakaran, efek rumah kaca, dll.
Akibat
semua ulah manusia di bumi ini, maka es di mana- mana menjadi cair. Banyak
tempat yang dulunya ditutupi es seperti pengunungan Himalaya, pegunungan Alpen
di Italia, Peru, dsb, sekarang banyak es yang sudah mencair. Akibat es di berbagai
tempat mencair sehingga air laut pun meningkat bahkan sampai sebagian besar
pulau di bumi ini akan tenggelam dalam air laut.
Setelah
menjelaskan semuanya, Tn.Al Gore juga menyakinkan para hadirin dan juga para
pendengar di manapun mereka berada. Ia sangat peduli dengan situasi dan kondisi
yang sedang terjadi di bumi ini maka dia berhak untuk memberikan pengetahuan
tentang pemanasan global.
Oleh: Agustian Tatogo (disusun berdasarkan
cerita di Film “AN INCONVENIENT TRUTH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar