Berdasarkan buku “Mengapa Papua
Bergolak?”, kami dapat mengambil rincian/ pemaparan dari isi buku ini. Oleh,
karena itu, isi buku berikut ini akan dipaparkan setiap bab permasalahan:
1.
Menelusuri
Sebuah Nama
Dari pandangan berbagai
tokoh di bebagai negara menyebut sebuah pulau besar yang terletak di bagian
timur negara Indonesia itu. Pulau itu terkenal karena memiliki kekayaan alam
yang sangat besar, pulau itu bisa memberikan bahan- bahan dari alam yang sangat
bermanfaat bagi penduduk setempat maupun mereka yang datang dari berbagai
penjuru dunia.
Dari orang- orang yang
datang dari berbagai pulau itu memberi nama sebuah pulau besar itu berbeda-
beda. Dari berbagai nama itu, semakin berubahnya budaya, zaman, maka nama pulau
itu pun dirubah. Sampai saat ini kita kenal pulau besar itu adalah Papua.
2.
Papua
dalam Lintasan Sejarah
Pada masa kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit.
Pada abad ke-16, bangsa
Spayol yang pertama kali menginjak kaki di tanah Irian. Kemudian berdatangan
berbagai kalangan karena di Irian itu mempunyai keayan alam, rempah- rempah,
dsb. Pada periode selanjutnya, tentara Inggris menduduki di wilayah pantai
Utara Irian. Kemudian, Inggris bersepakat dengan Belanda untuk tidak mengganggu
satu dengan yang lain atas kekuasaannya di wilayah Timur Nusantara. Belanda
tetap mempertahankan masa jajahannya sampai Inggris menyerahkan wilayah
kekuasaannya kepada pemerintah Belanda.
Selama masa penjajahan pemerintah belanda belanda, bangsa-
bangsa yang berada di bawah jajahan belanda termasuk Irian diatur oleh pemimpin
tertinggi di Belanda yakni Ratu Elisabet. Pada tahun 1961, pemerintah Belanda
memberi kebebasan kepada Irian untuk memilih ikut pemerinhtah Indonesia atau
memisahkan diri dari segala penindasan dengan kata lain Tanah Irian merdeka. Para
tokoh masyarakat Papua serta beberapa
orang terdidik di Papua bersama pemerintah Belanda membentuk para dewan pempin
Irian, mengubah nama Irian menjadi Papua, menentukan lagu kebangsaan Papua,
lambang Papua, dsb.
Namun pada periode
berikutnya terjadi perpecahan. Perpecahan tersebut akibat presiden Soekarno
membentuk Trikora (Tri Komando Rakyat) yang bertujuan untuk mengembalikan
bangsa papua dari tangan Belanda, Negara Indonesia ingin mempersatukan seluruh
wilayah nusantara menjadi satu- kesatuan NKRI. Dari situlah para dewan Papua
juga terpecah belah. Perpecahan itu dikelompakkan ke dalam tiga kelompok yakni:
pro-Indonesia dan pro-Papua. Pro-Papua ini dibagi dua yakni pro-Papua yang
bekerjasama dengan Belanda dan pro-Papua yang menolak bekerjasama dengan
Belanda.
Pada tahun 1964,
pemerintah menggelar konferensi tingkat nasional yakni para pemimpin bangsa di
seluruh nusantara. Lalu Belanda membentuk Negara federal. Pada saat itu salah
seorang pro-Papua diangkat menjadi Gubernur, namanya Elieser Jan Bonay. Namun,
pemerintah Indonesia mengetahui bahwa Bonay adalah anti-Indonesia maka setahun
kemudian posisi gubernur Papua diganti lagi oleh Frans Kaisiepo (beliau adalah
pro-Indonesia). Bagi mereka yang anti-Indonesia dikucilkan, ditangkap lalu
dibuang ke berbagai tempat.
Dalam masa- masa ini,
para tokoh Papua membentuk beberapa partai yang bertujuan untuk memerdekakan
bangsa Papua, namun semua gerakan- gerakan atau partai itu satu per satu pudar/
hilang karena kurang bekerjasama dalam menjalankan politik di Papua. Akhirnya
pada tahun 1969, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan PBB beserta negara- negara
lain untuk membentuk sebuah kelompok/forum Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).
Hasil dari Pepera itu, telah diputuskan bahwa Papua bergabung dan bekerja sama
dengan Indonesia.
3.
Bagaimana
Membangun Papua?
Dalam bagian pembukaan
bab ini, para tokoh, penulis serta peneliti mengemukakan beberapa pendapat
berdasarkan hasil penelitian di Papua khususnya pada suku Ekari-Mee. Pemerintah
Indonesia memiliki kelemahan untuk membangun daerah seluruh nusantara terutama
Papua. Rakyat Papua dilakukan secara tidak adil, ditambah lagi dengan kurang
perhatian dari pemerintah mengakibatkan masyarakat Papua menjadi putus asa,
cemburu, kecewa; bagi masyarakat yang
berdiam di pedalaman, daerah terpencil menjadi masa bodoh, tidak punya ilmu
pengetahuan yang tinggi.
Disamping itu, masyarakat
juga merasakan ketidakcocokan dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat maupun daerah. Masyarakat Papua menginginkan supaya peraturan yang dibuat
oleh pemerintah itu disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang sedang dihadapi
di setiap daerah. Artinya, peraturan yang dibuat pemerintah itu sesuai kontek
daerah serta memperhatikan zaman.
Sebagai tanggapan dari
pembahasan di atas ini paparkan berikut ini: dalam pemerintahan suatu daerah,
pemerintah perluh menekankan masalah demokrasi; pemerintah perluh menekankan
hak dan kewajiban setiap orang di Papua. Hal ini dilakukan agar, mereka
melakukan apa saja sesuai apa yang mereka inginkan. Namun demikian, pemerintah
membuat batasa- batasan. Untuk masalah yang lebih detail biarlah rakyat bersama
dengan pemerintah daerah sendiri yang bermusyawarah. Demikian pula pula dengan
masala yang berkaitan dengan militer.
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan di daerah Paniai, seorang peneliti, Wahana memaparkan bahwa masyarakat papua memiliki kelemahan dam
hal berpartisipasi dalam mengembangkan pembangunan di tanah papua. Hal ini
disebabkan karena masyarakat papua sangat terikat oleh adat dan budaya local.
Di saat- saat seperti ini, bagi masyarakat pedalaman sangat susah mengubah
kebiasaan, budaya mereka karena budaya local itu sudah mendarah- daging dengan
mereka. Sehingga anggapan dari para pemerintah bahwa masyarakat papua tidak
punya rasa solidaritas, partisispasi, sehingga masyarakat papua diremehkan,
dikucilkan, disingkirkan, ditindas.
Masyarakat papua
khususnya suku Mee di Paniai mempunyai investor pertanian yang tinggi, mempunyai
peternakan hewan peliharaan, perikanan, dll. Mestinya pemerintah daerah
memanfaatkan semua kekayaan alam itu demi membangun daerah di Papua. Namun,
kenyataannya orang yang memotivasi mereka itu saja sangat kurang. Begitupun hal
pendidikan, kesehatan, ekonomi, dsb.
4.
Membangun
dengan Program IDT
Pemerintah pusat
melihat bahwa di daerah- daerah terpencil seperti di Papua belum berkembang
dalam segala bidang seperti bidang pertanian, perkebunan meskipun masyarakat
Papua telah lama mengenal sistem pertanian, perkebunan, perikanan, dsb. Namun,
belum mengembangkan investasinya. Kekayaan alam yang mereka miliki hanya
sebatas kebutuhan sehari- hari mereka. Oleh karena itu, pemerintah pusat ingin
supaya kekayaan alam yang di Papua itu digunakan dengan baik untuk
mengembangkan lebih tinggi. Hal ini dilakukan dengan memberikan suatu program
yakni IDT (Inpres Desa Tertinggal) di Papua.
Orang- orang yang
diutus ke Papua adalah mereka yang lulusan perguruan tinggi di Jawa dan Bali.
Namun, program IDT itu tidak berhasil mngembangkan kekayaan alam di papua. Hal
tersebut diakibatkan karena di daerah pegunungan itu sulit dijangkau, gaji
perbulan bagi para pendamping IDT pun sangat sedikit serta bagian pantai,
masyarakat di sana sudah terbiasa dengan gaya mereka sendiri sehingga peminat
origram IDT ini sangat kurang. Hal ini mengakibatkan program IDT itu pun tidak
berjalan baik dan hilang begitu saja.
Pada pembahasan selanjutnya dipaparkan tentang
pengalaman- pengalaman dari beberapa orang yang ditugaskan dari pemerintah
pusat ke berbagai daerah terpencil di Papua. Disini (Papua) mereka ditugaskan
mengunjungi daerah sangat terpencil, daerah terisolir, tidak ada fasilitas
apapun di tempat tersebut. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa suku
mereka, mereka tidak mengenal bahasa Indonesia.
Kedatangan orang- orang
Jawa ke Papua khususnya di daerah- daerah terpencil adalah untuk membantu
membangun daerah dengan mengembangkan kekayaan alam. Hal ini dilakukan melelui
program IDT. Namun, dana IDT itu dari masyarakat di beberapa daerah yang
menghabiskan nada IDT dengan berbagai cara karena mereka tidak bisa mengatur
uang; cara untuk mengatur uang itu pun tidak mngerti.sehingga untuk
mengembangkan investasi berbagai bidang belum bahkan tidak sukses, tidak
membuahkan hasil.
Selain itu, ada
beberapa daerak seperti di dersa Kainui Yapen waropen, desa Kokondao Sorong,
dsb., sudah mengembangkan dana IDT dengan baik sehingga penghasilan mereka pun
berkembang namun tidak maksimal.
5.
Organisasi
Papua Merdeka (OPM): Sosok dan Kiprahnya
Pada pembentukan negara
baru di Papua, di Papua khususnya di Jayapura dan di Manakwari dan dibeberapa
daerah muncullah beberapa gerakan- gerakan untuk melawan pemerintahan negara
Indonesia yaitu untuk memisahkan diri dari NKRI. Dari semua gerakan yang ingin
memisahkan diri dari NKRI itu, pemerintah Indonesia menamainya Organisasi Papua
Merdeka (OPM).
Pada tahun 1963, di
Jayapura mencul seorang sosok dengan sebuah gerakan Papua Merdeka. Gerakan
yakni Aser Demotekay. Dalam geraka ini, semangat kemerdekan itu disatukan
dengan ajaran spiritual, agama serta adat- istiadat. Setahun kemudia di tempat
lain yakni di Manakwari juga muncul seorang sosok yang juga berpandangan yang
sama dengan Aser Demotekay yakni Terianus Arongear. Awalnya gerakan ini
berjalan di bawah tanah, namu pada tahun selanjutnya geraka ini muncul di atas
bumi. Dia juga para dewan cabinet negara Papua Barat. Susunan cabinet tersebut
diserahkan kepada PBB di New York, namun namu ia ditangkap oleh keamanan negara
Indonesia. Akhirnya Terianus Arongear ditahan di Biak.
Untuk untuk kemerdekaan
Papua tersebut, berbagai daerah di Papua, OPM melakukan pemberontakan-
pemberontakan dengan keamanan negara Indonesia seperti TNI, ABRI, dsb. Dalam
pemberontakan ini OPM yang terlebih dahulu menyerang para keamanan negara
Indonesia. Bahkan, OPM menewaskan berberapa anggota dari pihak negara Indonesia
serta mengambil berbagai senjata. Namun demikian, pihak Indinesia pun melakukan
hal yang sama terhadap OPM yakni pihak Indonesia menewaskan anggota OPM dan
behasil merampas alat senjata dari tang OPM. Dalam pemberontaka ini, OPM
dibantu oleh para penduduk setempat sedangkan para keamanan negara Indonesia
dibantu dengan mendatangkan para personil TNI, ABRI,dsb.
Para keamanan negara
Indonesia kesulitan menjangkau daerah- daerah yang terpencil di para anggota
OPM yang dipedalaman berada. Hal ini mengakibatkan OPM semakin kuat, dan
dipedalama- pedalama itu menjadi “sarang” bagi OPM. Salah satu kasus yang
tejadi di wilayah papua tengah. Sebelumnya ibu kota kabupaten ditempatkan di
Enarotali. Namun, karena para anggota keamanan Indonesia tidak bisa msuk di
daerah Paniai (Enarotali) karena di salah dijaga ketat oleh anggota OPM
sehingga akhirnya ibukotanya dipindahkan ke Nabire. Dengan demikian, bantuan
anggota keamanan terus datang ke Papua untuk melemahkan kekuatan OPM.
Di Viktoria, Australia
telah keluar proklamasi kemerdekaan bangsa Papua. Dalam naskah pidato yang
dilakukan oleh Zeth Rumkorem. Setelah pidato dibacakan oleh Rumkoren,
disusunlah kabinet negara Papua Barat. Namun dalam masa- masa selanjutnya, ada
konflik antara Rumkorem dengan Pray sehingga keberanian untuk memisahkan diri
dari NKRI itu pun semakin pudar.
6.
Tuntutan
Kemerdekaan Bagi Papua
Untuk memisahkan diri
dari NKRI, pihak OPM serta semua masyrakat yang pro-Papua melakukan berbagai
aksi diberbagai tempat. Dala aksi itu juga terjadi merenggut nyawa di pihak OPM.
Semuanya itu mereka lakukan berdasarkan beberapa alas an yakni: pihak PBB
menyetujui kemerdekaan bagi bangsa Papua; rakyat Pupua dilakukan secara tidak
adil; kekayaan alam lebih diperuntukan bagi luar Papua, sedang masyarakat papua
kesulitan mengatasi berbagai bidang; dsb.
Bagaimana tanggapan
dari pemerintah Indonesia? Indonesia tidak mau menyetujui kemerdekaan bangsa
Papua karena sumber kekayaan negara Indonesia adalah pulau Papua. Pemerintah
Indonesia mempergunakan kekayaan alam di Papua untuk berbagai hal. Sebagai
imbalan pemerintah Indonesia terhadap masyarakat papua adalah otonomi khusus
(OTSUS). Pemerintah Indonesia memberikan dana Otsus kepada mesyarakat Papua.
Namun, apa yang terjadi dengan dana OTSUS? OTSUS itu dikemanakan oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah? Lalu, setelah dana OTSUS itu di
serahkan kepada bangsa di Papua, mengapa Papua tetap begitu saja, tidak ada
perubahan.
Ini adalah pertanyaan- pertanyaan
yang sedang dikemukakan oleh para pejuang Papua (OPM).
Oleh: Agustian Tatogo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar