Oleh: Agustian Tatogo
Ilustrasi galau di atas kapal laut |
Beberapa
hari berada di dalam kapal (di atas lautan) itu memang membosankan. Mengapa
membosankan? Di dalam kapal, kita tidak berbuat apa- apa, tidak ada pekerjaan
yang jelas yang kita kerjakan. Yang jelas, kita kreatif sendiri apa yang kita
mau buat. Kita bisa menentukan sendiri, semua kembali kepada diri kita.
Kebiasan
orang (para penumpang) adalah tidur di tempat tidur, meski hari sudh siang. Di
samping itu, mengadakan obrolan (bercerita denga keluarga, teman, saudara atau
orang yang kita kenal dalam kapal), main kartu atau domino bagi yang membawa
kartu atau domino. Kalau pagi hari atau sore hari, lebih banyak penumpang naik
keluar menuju dek enam bgian luar dan dek tujuh hanya sekedar menikmati
pemandangan lautan bebas. Sangat sedikit yang membaca buku atau menulis sesuatu
di buku catatan atau membuka laptop sebagai media untuk menulis.
Dalam
perjalanan pulang ke Papua, saya membuat situasi baru. Karena say rasa menulis
itu penting, maka tiap malam, sambil menge-cas baterai laptop, saya mencoba
menulis, meskipun hanya satu dua tulisan. Selain itu, membaca buku yang saya
bawa sebagai bekal (kenang- kenangan) di dalam kapal.
Naik
ke kapal, memang kita harus waspada (hati- hati). Tidak hanya karena nyawa
kita, tetapi sering kali barang bawaan oleh penumpang biasa hilang dimbil orang
(kecurian). Tidak hanya barang yang hilang, beberapa kali jawa manusia
dipertarukan di dalam kapal. Entah mengapa? Nyawa manusia jadi hilang. Itulah
kita harus waspada dengan segala kemungkinan yang akan terajdi ketika naik
dalam kapal.
-----Salam Perjuangan-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar