Kamis, 11 Oktober 2012

Perjalanan ke Pantai Kukup Kab.Gunung Kidul, Wonosari

Berikut ini diceritakan perjalanan saya dari Jogja- Wonosari ke Pantai Kukup:
Sebelum melakukan perjalanan ke Pantai Kukup, pada jumat malam, saya menginap di Asrama Kamasan I bersama Kak Marchel Yogi. Pada hari sabtu, 1 September 2012, saya berangkat dari asrama kamasan pada pukul 06.00 WIB. Saya tidak membawa bekal berupa makanan atau minuman. Saya hanya membawa uang sebesar Rp6.000,-. Saya berjalan melewati Ring Road Timur sampai di Piyungan pada pukul 06.45 WIB. Meskipun lapar, saya bertahan lapar karena melihat jumlah uang yang sedikit. Saya berpikiran bahwa uang Rp6.000,- ini saya tidak akan beli sesuatu pun kecuali biaya sepeda kalau sepedaku rusak.
Mulai dari Piyungan itu, jalannya menanjak dan berkelak- kelok. Sepanjang jalan menanjak ke puncak gunung itu, sepeda saya tuntun tetapi kalau jalannya agak datar maka saya menaiki sepeda. Tibalah saya di perbatasan Piyungan dengan daerah Patuk yang masuk Kab.Gunung Kidul pada pukul 07.25 WIB. Saya merasa kelelahan, kepala saya pusing maka saya pun istirahat di depan salah satu hotel yang terletak di perbatasan Piyungan dengan Patuk itu. Tidak lama kemudian, muncullah seorang bapak. beliau juga menggunakan sepeda dan sedang melakukan perjalanan ke Wonosari tetapi beliau akan langsung balik ke Jogja dari Wonosari. Setelah kami berkenalan, bapak itu bernama Risman. Beliau berumur 63 tahun tetapi beliau masih kuat bersepeda sampai ke tempat- tempat jauh. Beliau menggunakan sepeda gunung sedangkan saya menggunakan sepeda “jadul” itu. Kami istirahat di tempat itu sekitar satu  jam.
Pada pukul 08.15 WIB, kami pun berangkat ke Wonosari. Sebelum mencapai puncak gunung Patuk itu, stir sepeda saya patah sehingga terpisah antara stir dengan bagian tubuh sepeda. Saya tidak tahu mengapa stir itu tiba- tiba terputus padahal sebelumnya tidak ada tanda- tanda mau putus. Pak Risman bertanya kepadaku: Agus mau kembali ke Jogja atau masih mau tetap lanjut ke Wonosari? Saya menjawab: saya tetap lanjut ke Pantai Kukup. Akhirnya kami pun mulai jalan tapi sepeda saya tuntun sampai di puncak gunung Patuk. Setelah tiba di puncak Patuk itu pada pukul 08.20 WIB, saya bertanya kepada Pak Risman: Pak, kalau bapak mau mendahaului saya ke Wonosari juga tidak masalah! Beliau mengatakan: Kita sama- sama jalan, saya menemanimu. 
Kami pun berjalan kea rah Wonosari. Satu tangan pegang stir yang terpisah dengan badan sepeda sedangkan satu tangan lainnya memegang tangkai stir untuk mengemudikan sepeda. Kami tiba di suatu daerah sebelum Playen, di situ ada bengkel las. Bengkel la situ buka namun orangnya tidak ada sehingga kami menunggunya selama kurang lebih satu jam. Akhirnya, pada pukul 09.00 WIB datanglah orang yang punya bengkel las itu. Saya memasukkan sepedaku ke dalam bengkel untuk di-las stir yang sudah terputus. Pak Risman setia menemaniku. Beliau luar biasa. Biaya las sepeda itu sebesar Rp5.000,-. Saya pun membayar uang sesuai yang diminta tukang las sehingga di saku saya tersisa hanya Rp1.000,-. 
Pada pukul 09.20 WIB kami pun mulai berangkat. Kami tiba di daerah Playen pada pukul 09.50 WIB. Kami masuk di suatu warung soto. Kami istirahat sambil makan soto dan minum es teh. Karena soto itu enak maka kami masing- masing makan dua porsi. Semua biaya makan dibayarkan Pak Risman. Saya sangat berterimakasih kepadanya karena saat saya lapar dan haus, beliau membelikanku makan dan minum. Menurutku ini luar biasa. Setelah sekian lama istirahat yakni pukul 10.45 WIB kami berangkat lagi ke WQonosari. Kami tiba di Wonosari kota tepatnya di pertigaan ke Pantai Baron pada pukul 11.30 WIB. Dari situ, kami pun berpisah satu sama lain. Pak Risman kembali ke Jogja, sedang saya melanjutkan perjalananku ke arah Pantai Baron.
Mulai dari kota Wonosari, jalan menuju Pantai Baron tersebut menurun dan berkelak- kelok. Meskipun jalannya menurun, saya sering merasa kelelahan, jalan  yang sangat terjal. Saya menyetir dengan hati- hati namun saya sering tidak mengerem karena kalau di-rem, saya kuatir rem bisa rusak, yang penting saya menyetir dengan sangat hati- hati karena jalan menurun juga sekaligus tikungan tajam. Saya tiba di Pantai Kukup pada pukul 13.30 WIB. Setibanya di Pantai Kukup, saya merasa haus. Saya membeli es teh namun harganya Rp3.000,- padahal uang saya hanya Rp1.000,-. Saya pun meminjam uang sebesar Rp2.000,- pada teman saya yang ada di sana. Akhirnya saya membeli es teh dan minum sehingga rasa hausnya menurun.
Pada malam harinya, saya mengikuti serangkain kegiatan Malam Keakraban (Makrab) yang diadakan oleh Ikatan Palajar dan Mahasiswa dari empat kabupaten yakni Kab.Paniai, Kab.Nabire, Kab.Deiyai, dan Kab.Dogiyai yang biasa disingkat IPMANADODE (Ikatan Palajar dan Mahasiswa Paniai, Nabire, Deiyai dan Dogiyai).

By: Agustat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar