Sabtu, 02 April 2016

NOKEN


Foto siswa/i AL bersama Bpk Titus Pekei di Adhi Luhur
(NABIRE), siswa-siswi SMA Adhi Luhur suku Pegunungan Tengah melaksanakan pertemuan dengan Bpk Titus Pekei. Beliau adalah salah satu dosen di universitas yang berada di Jakarta. Dalam pertemuan kali ini, mereka bersama-sama membahas tentang masalah “NOKEN”.
Ketika kita berbicara tentang NOKEN pasti yang muncul dalam benak kita palingan cuman tas biasa yang selalu dibawa kemana-mana oleh orang-orang  dan terutama orang asli Papua. Menurut Bpk Titus NOKEN adalah wadah atau tempat pemenuhan bagi orang yang memakainya mis : mengisi petatas, buku, pena, baju dan lain sebagainya. NOKEN memiliki banyak kelebihan tersendiri. NOKEN sebenarnya sudah ada sejak dahulu, dan mulai dikenal sejak para misionaris mengembangkan NOKEN dengan beberapa teknik baru. Dan berkembang seiring berjalannya waktu/
Namun yang patut dipertanyakan “siapakah yang membuat noken?”. Pastinya noken itu tidak akan jauh dari seorang “MAMA”. Kehadiran seorang mama sangatlah berperan penting karena mama adalah sumber dari kehidupan dari NOKEN. Mungkin banyak orang berkata wanita itu lemah, tidak mampu membuat apa, dan hanya meminta hasil dari sang lelaki. Namun, semua itu sebenarnya salah karena bagi “MAMA PAPUA” namanya malas sangatlah tidak dibutuhkan. Kerja keras serta banting tulangpun dilakukan demi keluarganya serta menafkahi keluarga. Di setiap sela pekerjaannya MAMA selalu meluangkan waktunya untuk membuat NOKEN. Seni menjahit pun dituangkan dan selama keringat berhimbas perlahan-lahan demi bekerja bersamaan dengan rajutan-rajutan sulam yang perlahan-lahan membentuk sebah kehidupan baru.
Banyak orang berkata “NOKEN” itu hanya menjadi hal bodoh yang  pernah ditemui di dunia ini, namun dengan adanya perkembangan pola pikir yang sangat besar dapat mengembangkan rasa kepeduliannya terhadap budaya serta kecintaannya terhadap kebudayaannya sendiri. Tapi keterlambatan rasa kecintaannya terhadap budayanya bisa menyebabkan kelupaan atau kehilangan dirnya dan membuat kefatalan yang bisa menimbulkan kerugian yang besar. Karena ketika generasinya yang berikut bertanya “budaya apa yang aku milik?” dan apakah yang akan dijawab. Maka sudah saatnya kita mengubah jalan yang bengkok menjadi yang lebih baik.
Seiring perkembanganya apa yang menajdi alasan dasar dibuatnya noken itu, apakah itu sekedar mainan atau hiasan semata. Menurut Bpk. Titus pekei sebenarnya NOKEN itu dibuat untuk menunjukan jati diri dari orang Papua dan menunjukan kepada dunia bahwa orang Papua itu dapat berkarya dan bahwa kami masih memiliki kecintaan terhadap budayanya sendiri. Dan menurut falsafa yang terkenal “NOKEN KEHIDUPAN”yang sudah menjadi minoritas bagi kehidupan masyarkat Papua di setiap harinya.
NOKEN mulai dikenal di hadapan dunia secara UNIVERSAL, karena adanya rasa kepedulian dari beberapa orang terkemuka Papua yang mau menunjukan budaya yang dimilikinya. Namun tak semudah apa yang dikira melainkan dibutuhkannya kesabaran dan ketabahan. Karena banyak sekali tantangan dan hambatan yang selalu mengahadang entah itu sebentar ataupun beransur-ansur. Namun buah dari perjuangan itu pasti akan ada hasilnya, karena semua waktu, hari, dan detiknya dihabiskan demi mewujudkan tujuan bersama. Dan akhirnya NOKEN pun diakui pada tanggal 4 Desember 2012 di Markas Kantor Pusat Kebudayaan Dunia (UNESCO) tepat jam 10.30 dan telah diakui di hadapan 180 negera yang menghadiri acara peresmian tersebut.     
Dapat dilihat bahwa NOKEN menjadi salah satu warisan yang dimiliki dunia. Bpk. Titus pekei berpendapat bahwa NOKEN merupakan jendela dan kacamata dunia. Mengapa? Karena ketika masyarakat papua hadir di bumi ini, tak akan luput dari NOKEN karena ketika seorang mama mengandung seorang anak pasti bersamaan pula dengan merajut sebuah NOKEN. Satu demi satu rajutan diselesaikan demikian pula dengan perkembangan janin yang sedang dikandung mama Papua. Ketika kelahiran anak tersebut bersamaan pula dengan diselesaiknnya juga NOKEN tersebut. Ketika tumbuh besarnya anak NOKEN selalu menemani anak kecil itu pula hingga sampai iya besar. Kesan dan pesan telah dirasakan mereka berdua dan sudah sepatutnya kita menunjukan kalau NOKEN itu sendiri menjadi sahabat setia dan dijuluki “NOKEN KEHIDUPAN”. Sejak mulainya NOKEN ada itu sudah menjadi jendel bagi masyarakat Papua serta kacamata ketika tumbuh kembangnya noken itu sendiri.
Di saat ini NOKEN di Papua terbagi dari beberapa wilayah serta meiliki berbagai perbedaan karateristik dari beberapa perbedaan yang tersendiri. Karena adanya perbedaan dari faktor budaya dan pengaruh dari luar. Dan julukan dari NOKEN didalam kehidupan masyarakat Papua ialah “POHON BUDAYA”. Mengapa dapat disebut dengan sebutan itu karena adanya sumber dari zaman dahulu yag sudah melekat dari dasarnya.
Bapak Titus pekei mengakatan bahwa NOKEN merupakan TEROPONG DUNIA. Hampir sama dengan JENDELA DUNIA. Namun yang membedakan ialah perbedaan dari teropong serta kacamata. Teropong selalu mengarah ke arah yang lebih jauh melainkan kacamata yang hanya sekedar lingkup sekitar dengan mengarah ke perbedaan yang lebih signifikan. Bagaimana seseorang mulai membentuk kepribadian yang lebih mengarah yang maju serta memiliki pendirian yang sangat berkembang. Dunia atau UNIVERSAL yang selalu mengutamakan kepedulian bersama. Entah itu berhubungan dengan perdamaian dan kerja sama diantar sesama negara. Maka, berbanggalah kita menjadi masyarakat Papua harus merubah cara pola berpikir kita untuk lebih maju dan bersaing di jaman globalisasi dengan menunjukan kepada dunia betapa berharganya NOKEN.
Penghubungan antara NOKEN dengan filosofi DOU-GAI-EKOWAI. Merupakan sesuatu yang inti karena itu merupakan dasar yang patut diketahui. Mengapa? Karena sudah menjadi prinsip dasar bagi orang suku MEE. DOU dengan artian melihat, GAI dengan artian berpikir, EKOWAI dengan artian melakukan. Jadi mengapa hal ini menjadi dasar orang MEE karena dengan hal inilah orang papua melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Ketika mereka sedang MELIHAT sesuatu yang akan dilakukan pastinya setelah orang Papua meilhat mereka pun BERPIKIR apa yang akan dilakukan. Setelah merka berpikir maka merka akan langsung MELAKUKAN/ BEKERJA. Dan salah satu keunikan yang dimiliki ialah adanya kemauan yang tinggi dalam bekerja. Sebenarnya masih ada satu hal yang harus diketahui pula yaitu BEJAGA-JAGA. Semua hal ini sudah menjadi FALSAFA bagi orang Papua.
Bpk. Titus Pekei mengatakan bahwa NOKEN itu merupakan “TUMPUAN INSPIRASI” bagi orang Papua.seperti yang kita tahu tumpuan ialah salah satu dasar yang selalu menopang kita untuk menjaga kita agar tetap berdiri tegak dan kokoh selama ini. Dan inspirasi merupakan salah satu ketertarikan kita terhadap sesuatu hal yang menurut kita itu sungguh berbeda dengan yang lain dan menjadikan itu sebuah titik acuan. Maka dapat dikatakan bahwa NOKEN itu memiliki segudang rahasia yang melatarbelakangi semua kisah terbentuk sebuah sejarah hingga menjadikan sebuah kehidupan iu berlanjut dengan berjalan dari waktu ke waktu. Dan menjadi hal dasar untuk dipikirkan dan menjadi inspirasi ketika kita menuju ke inspirasi itu maka akan ada banyak hal yang sangat indah namun terhalang dengan pola pikir kita yang sangat pendek. Namun ketika seorang seniman itu melihat lebih dalam atau seorang peneliti pasti dapat mengatakan bahwa sesungguhnya dibalik NOKEN tersebut ada banyak KEAJAIBAN yang tersembunyi dan orang yang dapat melihat ialah orang yang memiliki pandangan kedepan dan mempunyai pendirian yang baik. Tetapi sebenarya kita juga dapat melihat hanya dengan melakukan kebaikan terhadap sesama.
Terdapat tiga prinsip yang selalu diutamakan UNESCO ialah KEUNIKAN,  KEKHASAN, dan KETIDAKTANDINGAN. Mengapa mereka katakan seperti begitu karena banyak perbedaan serta banyak hal yang selalu dijumpai di saat penelitian yang selalu berlanjut dengan seiring waktu yang selalu berjalan perlahan-lahan. Dan pada tahun lalu sudah masuk tahun ke-3 NOKEN itu sudah diakui di dunia.  Mungkin sudah menjadi hal yang utama bagi orang Papua untuk mejaga lebih dalam apa itu NOKEN.
Bpk. Titus Pekei mengatakan bahwa kita sebagai generasi berikutnya has menjaga lebih lajut apa itu NOKEN. Entah itu didalam sekolah, masyarakat ataupun di luar pulau sendiri. Banyak tanggapan dan komentar yang diberikan oleh siswa dan kelihatannya pertemuan kali ini sudah membawakan hasil yang cukup besar. Karena sudah terlihat ketika tanggapan yang diberikan banyak yang lebih mengarah kepada tindakan yag siqnifikan dalam menjaga NOKEN untuk seterusnya
Sudah banyak tanggapan yang diberikan entah itu dari berbagai pihak demi menjaga kelestarian NOKEN itu sendiri. Dan banyak program yang dikeluarkan demi menunjukan keefektifan orang Papua dalam menjaga warisan dan hartanya yang tertinggal. Misalnya dari pihak pemerintah yang membuat hari NOKEN se-dunia. Dan dari pihak sekolah yang selalu mengajarkan anak siswanya untuk memakai NOKEN setiap harinya.
Dari siswa-siswi sendiri selalu mempunyai kreatifan untuk membuat jalan keluar bagi noken itu sendiri entah itu melalui berbagai bidang dan pihak untuk menunjukan bahwa siswa-siswi sendiri mempunyai rasa kecintaan akan kebudayaannya. Siswa-siswi sendiri di SMA Adhi Luhur selalu mempunyai kepercayaan tersendiri untuk mengembangkan cita rasanya. 

Penulis: Erasmus Edowai (Siswa Kelas X 3 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar