Foto siswa/i AL bersama Bpk Titus Pekei di Adhi Luhur |
(NABIRE),
siswa-siswi SMA Adhi Luhur suku Pegunungan
Tengah melaksanakan
pertemuan dengan Bpk Titus Pekei. Beliau adalah salah satu dosen di universitas
yang berada di Jakarta.
Dalam pertemuan kali ini, mereka bersama-sama membahas tentang masalah “NOKEN”.
Ketika kita berbicara tentang NOKEN
pasti yang muncul dalam benak
kita palingan cuman tas biasa yang selalu dibawa kemana-mana oleh orang-orang dan terutama orang asli Papua. Menurut Bpk Titus NOKEN
adalah wadah atau tempat pemenuhan bagi orang yang memakainya mis : mengisi
petatas, buku, pena, baju dan lain sebagainya. NOKEN memiliki banyak kelebihan
tersendiri. NOKEN sebenarnya sudah ada sejak dahulu, dan mulai dikenal sejak
para misionaris mengembangkan NOKEN dengan beberapa teknik baru. Dan berkembang
seiring berjalannya waktu/
Namun yang patut dipertanyakan “siapakah
yang membuat noken?”. Pastinya noken itu tidak akan jauh dari seorang “MAMA”.
Kehadiran seorang mama sangatlah berperan penting karena mama adalah sumber
dari kehidupan dari NOKEN. Mungkin banyak orang berkata wanita itu lemah, tidak
mampu membuat apa, dan hanya
meminta hasil dari sang lelaki. Namun, semua itu sebenarnya salah karena bagi
“MAMA PAPUA” namanya malas sangatlah tidak dibutuhkan. Kerja keras serta
banting tulangpun dilakukan demi keluarganya serta menafkahi keluarga. Di
setiap sela pekerjaannya MAMA selalu meluangkan waktunya untuk membuat NOKEN.
Seni menjahit pun dituangkan dan selama keringat berhimbas perlahan-lahan demi
bekerja bersamaan dengan rajutan-rajutan sulam yang perlahan-lahan membentuk
sebah kehidupan baru.
Banyak orang berkata “NOKEN” itu hanya
menjadi hal bodoh yang pernah ditemui di
dunia ini, namun dengan adanya perkembangan pola pikir yang sangat besar dapat
mengembangkan rasa kepeduliannya terhadap budaya serta kecintaannya terhadap
kebudayaannya sendiri. Tapi keterlambatan rasa kecintaannya terhadap budayanya
bisa menyebabkan kelupaan atau kehilangan dirnya dan membuat kefatalan yang
bisa menimbulkan kerugian yang besar. Karena ketika generasinya yang berikut
bertanya “budaya apa yang aku milik?” dan apakah yang akan dijawab. Maka sudah
saatnya kita mengubah jalan yang bengkok menjadi yang lebih baik.
Seiring perkembanganya apa yang menajdi
alasan dasar dibuatnya noken itu, apakah itu sekedar mainan atau hiasan semata.
Menurut Bpk. Titus pekei sebenarnya NOKEN itu dibuat untuk menunjukan jati diri
dari orang Papua dan menunjukan kepada dunia bahwa orang Papua itu dapat
berkarya dan bahwa kami masih memiliki kecintaan terhadap budayanya sendiri.
Dan menurut falsafa yang terkenal “NOKEN KEHIDUPAN”yang sudah menjadi minoritas
bagi kehidupan masyarkat Papua di setiap harinya.
NOKEN mulai dikenal di hadapan dunia
secara UNIVERSAL, karena adanya rasa kepedulian dari beberapa orang terkemuka
Papua yang mau menunjukan budaya yang dimilikinya. Namun tak semudah apa yang
dikira melainkan dibutuhkannya kesabaran dan ketabahan. Karena banyak sekali tantangan
dan hambatan yang selalu mengahadang entah itu sebentar ataupun beransur-ansur.
Namun buah dari perjuangan itu pasti akan ada hasilnya, karena semua waktu,
hari, dan detiknya dihabiskan demi mewujudkan tujuan bersama. Dan akhirnya
NOKEN pun diakui pada tanggal 4 Desember 2012 di Markas Kantor Pusat Kebudayaan
Dunia (UNESCO) tepat jam 10.30
dan telah diakui di hadapan 180 negera yang menghadiri acara peresmian
tersebut.
Dapat dilihat bahwa NOKEN menjadi salah
satu warisan yang dimiliki dunia. Bpk. Titus pekei berpendapat bahwa NOKEN
merupakan jendela dan kacamata dunia. Mengapa? Karena ketika masyarakat papua
hadir di bumi ini, tak akan luput dari NOKEN karena ketika seorang mama
mengandung seorang anak pasti bersamaan pula dengan merajut sebuah NOKEN. Satu
demi satu rajutan diselesaikan demikian pula dengan perkembangan janin yang
sedang dikandung mama Papua. Ketika kelahiran anak tersebut bersamaan pula
dengan diselesaiknnya juga NOKEN tersebut. Ketika tumbuh besarnya anak NOKEN
selalu menemani anak kecil itu pula hingga sampai iya besar. Kesan dan pesan
telah dirasakan mereka berdua dan sudah sepatutnya kita menunjukan kalau NOKEN
itu sendiri menjadi sahabat setia dan dijuluki “NOKEN KEHIDUPAN”. Sejak
mulainya NOKEN ada itu sudah menjadi jendel bagi masyarakat Papua serta
kacamata ketika tumbuh kembangnya noken itu sendiri.
Di saat ini NOKEN di Papua terbagi dari
beberapa wilayah serta meiliki berbagai perbedaan karateristik dari beberapa
perbedaan yang tersendiri. Karena adanya perbedaan dari faktor budaya dan
pengaruh dari luar. Dan julukan dari NOKEN didalam kehidupan masyarakat Papua
ialah “POHON BUDAYA”. Mengapa dapat disebut dengan sebutan itu karena adanya
sumber dari zaman dahulu yag sudah melekat dari dasarnya.
Bapak Titus pekei mengakatan bahwa NOKEN
merupakan TEROPONG DUNIA. Hampir sama dengan JENDELA DUNIA. Namun yang
membedakan ialah perbedaan dari teropong serta kacamata. Teropong selalu
mengarah ke arah yang lebih jauh melainkan kacamata yang hanya sekedar lingkup
sekitar dengan mengarah ke perbedaan yang lebih signifikan. Bagaimana seseorang
mulai membentuk kepribadian yang lebih mengarah yang maju serta memiliki
pendirian yang sangat berkembang. Dunia atau UNIVERSAL yang selalu mengutamakan
kepedulian bersama. Entah itu berhubungan dengan perdamaian dan kerja sama
diantar sesama negara. Maka, berbanggalah kita menjadi masyarakat Papua harus
merubah cara pola berpikir kita untuk lebih maju dan bersaing di jaman
globalisasi dengan menunjukan kepada dunia betapa berharganya NOKEN.
Penghubungan antara NOKEN dengan
filosofi DOU-GAI-EKOWAI. Merupakan sesuatu yang inti karena itu merupakan dasar
yang patut diketahui. Mengapa? Karena sudah menjadi prinsip dasar bagi orang
suku MEE. DOU dengan artian melihat, GAI dengan artian berpikir, EKOWAI dengan
artian melakukan. Jadi mengapa hal ini menjadi dasar orang MEE karena dengan
hal inilah orang papua melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Ketika mereka
sedang MELIHAT sesuatu yang akan dilakukan pastinya setelah orang Papua meilhat
mereka pun BERPIKIR apa yang akan dilakukan. Setelah merka berpikir maka merka
akan langsung MELAKUKAN/ BEKERJA. Dan salah satu keunikan yang dimiliki ialah
adanya kemauan yang tinggi dalam bekerja. Sebenarnya masih ada satu hal yang
harus diketahui pula yaitu BEJAGA-JAGA. Semua hal ini sudah menjadi FALSAFA
bagi orang Papua.
Bpk. Titus Pekei mengatakan bahwa NOKEN
itu merupakan “TUMPUAN INSPIRASI” bagi orang Papua.seperti yang kita tahu
tumpuan ialah salah satu dasar yang selalu menopang kita untuk menjaga kita
agar tetap berdiri tegak dan kokoh selama ini. Dan inspirasi merupakan salah
satu ketertarikan kita terhadap sesuatu hal yang menurut kita itu sungguh
berbeda dengan yang lain dan menjadikan itu sebuah titik acuan. Maka dapat
dikatakan bahwa NOKEN itu memiliki segudang rahasia yang melatarbelakangi semua
kisah terbentuk sebuah sejarah hingga menjadikan sebuah kehidupan iu berlanjut
dengan berjalan dari waktu ke waktu. Dan menjadi hal dasar untuk dipikirkan dan
menjadi inspirasi ketika kita menuju ke inspirasi itu maka akan ada banyak hal
yang sangat indah namun terhalang dengan pola pikir kita yang sangat pendek.
Namun ketika seorang seniman itu melihat lebih dalam atau seorang peneliti
pasti dapat mengatakan bahwa sesungguhnya dibalik NOKEN tersebut ada banyak
KEAJAIBAN yang tersembunyi dan orang yang dapat melihat ialah orang yang
memiliki pandangan kedepan dan mempunyai pendirian yang baik. Tetapi sebenarya
kita juga dapat melihat hanya dengan melakukan kebaikan terhadap sesama.
Terdapat tiga prinsip yang selalu
diutamakan UNESCO ialah KEUNIKAN,
KEKHASAN, dan KETIDAKTANDINGAN. Mengapa mereka katakan seperti begitu
karena banyak perbedaan serta banyak hal yang selalu dijumpai di saat
penelitian yang selalu berlanjut dengan seiring waktu yang selalu berjalan
perlahan-lahan. Dan pada tahun lalu sudah masuk tahun ke-3 NOKEN itu sudah
diakui di dunia. Mungkin sudah menjadi
hal yang utama bagi orang Papua untuk mejaga lebih dalam apa itu NOKEN.
Bpk. Titus Pekei mengatakan bahwa kita
sebagai generasi berikutnya has menjaga lebih lajut apa itu NOKEN. Entah itu
didalam sekolah, masyarakat ataupun di luar pulau sendiri. Banyak tanggapan dan
komentar yang diberikan oleh siswa dan kelihatannya pertemuan kali ini sudah
membawakan hasil yang cukup besar. Karena sudah terlihat ketika tanggapan yang
diberikan banyak yang lebih mengarah kepada tindakan yag siqnifikan dalam
menjaga NOKEN untuk seterusnya
Sudah banyak tanggapan yang diberikan
entah itu dari berbagai pihak demi menjaga kelestarian NOKEN itu sendiri. Dan
banyak program yang dikeluarkan demi menunjukan keefektifan orang Papua dalam
menjaga warisan dan hartanya yang tertinggal. Misalnya dari pihak pemerintah
yang membuat hari NOKEN se-dunia. Dan dari pihak sekolah yang selalu
mengajarkan anak siswanya untuk memakai NOKEN setiap harinya.
Dari siswa-siswi sendiri selalu
mempunyai kreatifan untuk membuat jalan keluar bagi noken itu sendiri entah itu
melalui berbagai bidang dan pihak untuk menunjukan bahwa siswa-siswi sendiri
mempunyai rasa kecintaan akan kebudayaannya. Siswa-siswi sendiri di SMA Adhi
Luhur selalu mempunyai kepercayaan tersendiri untuk mengembangkan cita rasanya.
Penulis:
Erasmus Edowai (Siswa Kelas X 3 SMA YPPK Adhi Luhur Nabire)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar