Siswa- siswi Ikatan Pegunungan Tengah dari tiga
sekolah (SMA Adhi Luhur, SMA Negeri 1 dan SMA YPK Tabernakel) mengadakan acara
perpisahan kelas XII bertempat di Pantai Budi Nabire. Acara perpisahan ini
dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 April 2016 pada pukul 09.00 WIT. Kegiatan ini
dibuka dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh Kakak Agustian Tatogo.
Melihat bahwa selama ini siswa terlibat hanya dalam
kegiatan di kalangan mereka saja terutama masing- masing sekolah. Dilaksanakannya
kegiatan ini dengan tujuan untuk mempersatukan para siswa- siswi yang berasal
dari pegunungan tengah Papua terutama sekolah- sekolah yang berada di Kabupaten
Nabire. Ketua Panitia Perpisahan Gabungan, Jhon Boma mengatakan “Kami melaksanakan kegiatan perpisahan
bersama ini bertujuan untuk menciptakan wadah yang bisa berbagi cerita, berbagi
informasi, berbagi pengetahuan, berbagi pengalaman, dsb”.
Pada kesempatan itu, dua orang guru sebagai
pendamping siswa pegunungan tengah dari ketiga sekolah yakni Bpk Longginus
Pekei dan Kakak Agustian Tatogo mengatakan dengan nada yang sama. Bpk Longginus Pekei mengatakan “Kegiatan perpisahan gabungan ini membawa
dampak positif bagi siswa pegunungan tengah yang berada di Kabupaten Nabire.
Harapannya, kedepan ikatan ini menjadi lebih kuat dan dapat berkembang lebih
baik”. Sementara, pendamping lain, Kakak
Agustian Tatogo mengatakan “Harapan kita, kedepan acara seperti ini
harus lebih meriah lagi, kalau bisa perpisahan tahun depan dibuat seperti acara
Festival Budaya. Selain itu, kedepan tidak hanya tiga sekolah yang mengadakan
acara seperti ini tetapi harus lebih banyak sekolah yang dapat bergabung ke
ikatan pegunungan tengah”.
Acara perpisahan kelas XII terlihat menarik, sebab
urutan acara yang dibuat menarik serta mendapat berbagi cerita dari kakak-
kakak senior. Dalam acara itu, terdapat pula arahan- arahan dari kakak- kakak
senior. Pertama adalah arahan dari Kakak Agustian Tatogo dengan materi “Manajemen Waktu dan Manajemen Uang”
bahwa sebagai siswa dan mahasiswa kita harus bisa mengatur waktu, harus bisa
menentukan waktu, disiplin waktu agar apa yang kita merencanakan dalam hal
belajar, dapat tercapai dengan baik. Kedua adalah arahan dari Bpk Alexander
Pekei (Lurah Karang Tumaritis) dengan materi “Peluang Kuliah dan Kepemimpinan” bahwa jika para siswa kelas XII
ini ingin kuliah, akan banyak peluang untuk masuk pendidikan tinggi. Pak Alex
membuka peluang masuk pendidikan tinggi itu. Terdapat pendidikan tinggi
pemerintah dan swasta. Di sana juga
terdapat beasiswa penuh, beasiswa setengah.
Untuk itu, kedepan bagi siswa kelas XII yang ingin mencari peluang
kuliah tersebut silakan hubungi Pak Alex.
Ketiga adalah Kakak Alfred Pigai (Kepala Suku Orang
Muda Nabire) dengan materi “Kehidupan
Orang Muda dan Konsekuensinya” bahwa menentukan segala hal dalam kehidupan
di dunia itu kembali pada diri kita sebagai anak- anak Papua. Kita mau berbuat
baik atau berbuat tidak baik, konsekuensinya kembali kepada kita pribadi.
Keempat adalah Bpk Longginus Pekei dengan materi “Pembinaan karakter Orang Muda Papua” bahwa kita “Mee” dibekali
dengan Dimi yang berarti berpikir. Dengan dasar Dimi, kita harus bisa berpikir
dengan jernih bagaimana saya hidup. Bagi siswa kelas X dan XI, harus mulai
mengatur bagaimana bisa belajar di sekolah, disiplin akan belajar. Untuk siswa
kelas XII harus bisa disiplin dalam belajar, harus bisa jaga diri dalam segala
hal, dalam situasi apapun.
Acara perpisahan juga diramaikan dengan tampilan-
tampilan dari ketiga sekolah serta perorangan. Tampilan- tampilan tersebut
berupa tampilan wajib berupa lagu (menyanyi), mob, puisi, lagu DJ rap, dsb. Dalam
kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh siswa- siswi ketiga sekolah, tetapi juga
para tamu undangan serta simpatisan dari sekolah lain. Kegiatan ini ditutup
pada pukul 17.00 WIT diakhiri dengan doa penutup oleh Kakak Alfred Pigai.
Oleh: Bernadus Agapa (Siswa kelas
XII SMA YPK Tabernakel Nabire)