Rabu, 12 Desember 2012

TOUR TO WONOGIRI

-->
Mungkin Anda bosan melihat tulisan saya selama perjalanan (semoga Anda senang menbaca tulisan saya ini). Berikut ini diceritakan perjalanan saya dari Jogja menuju Wonogiri. Bila Anda mau membaca berarti saya berterimakasih, tidak juga tidak masalah.
Pada tanggal 29 September 2012 pada pukul 10.00 pagi, saya berangkat dari kostku Paingan menuju Wonogiri. Setelah saya tiba di Kalasan, saya bertemu dengan seorang bule yasng juga sedang menuju ke Candi Prambanan. Dia bernama James, dia berasal dari Irlandia. Sebelum ke Indonesia, dia sudah lama tinggal di Malaysia. Di Indonesia, dia baru empat hari. Kami bersama- sama jalan sambil berngobrol di jalan. Setelah tiba di prambanan, dia masuk ke wisata Candi Prambanan sedangkan saya melanjutkan perjalanan ke Wonogiri.
Saya tiba di samping kantor bupati Klaten pada pukul 11.00 WIB. Setelah saya bertanya kepada seorang warga tentang  arah jalan ke wonogiri yang paling cepat itu lewat mana! Beliau menunjukkan arah jalan yang lebih dekat itu adalah melewati Wedi- Bayat- Cawas- Weru- Watu Kelir- Manyaran- Muryantoro- Wonogiri. Saya pun mengikuti apa yang diberitahukan oleh bapak tersebut.
Saya tiba di Kec.Wedi Kab.Klaten pada pukul 11.20 WIB. Saya melanjutkan perjalanan lagi ke arah Bayat. Saya tiba di depan Goa Maria Marganingsih Bayat pada pukul 11.40 WIB. Saya istirahat di Goa Maria Marganingsih itu sambil berdoa, setelah itu saya bertemu dengan seorang bapak yang juga sedang melakukan meditasi dan doa di Goa Maria itu. Bapak itu bernama Slameto. Saya istirahat  selama 30 menit. Pada pukul 12.20 WIB, saya melanjutkan trip saya. Saya tiba di Desa Jeruk’an Kec.Bayat, sekitar 8 kilometer dari Goa Maria Marganingsih ke arah timur. Saya masuk ke suatu warung makan dan sambil istirahat, saya makan pagi sekaligus makan siang. Saya istirahat di situ sambil berngobrol dengan pemilik warung tersebut. Sayar bayar uang makan siang itu sebesar Rp7.000,-.
Pada pukul 12.40 WIB saya melanjutkan trip saya. Setelah sekian kilometer saya lewati, tibalah saya di alun- alun kota Cawas yang satu sudut alun- alun itu ada tugu garuda. Saya melihat jam, sudah menunjukkan pukul 13.30 WIB. Saya melanjutkan trip saya. Saya tiba di Desa Nanggulan masih daerah Cawas. Saya istirahat sambil berfoto bersama anak- anak SD kelas V. saya istirahat di depan pos ronda yang terletak di samping pertingaan jalan.
Saya melanjutkan trip saya lagi ke arah Weru. Saya tiba di depan Gereja Katolik St.Petrus Weru Kab.Sukoharjo pada pukul 13.55 WIB. Di gereja itu saya berhenti sebentar saja saat saya memotret foto. Saya melangkah lagi ke arah Watu Kelir. Saya tiba di Kec.Watu Kelir yang masuk kabupaten Sukoharjo pada pukul 14.30 WIB. Mulai dari Watu Kelir itu jalannya menanjak sehingga sepeda saya tuntun. Karena kelelahan maka saya istirahat di salah satu pintu masuk gang sebelum mencapai puncak. Si situ, saya istirahat sambil menulis catatan saya. Saya istirahat selama 20 menit.
Jalannya masih tetap menanjak. Saya melanjutkan lagi ke arah Manyaran. Saya tiba di salah satu angkringan, istilah ‘angkringan’ orang sana itu ‘hik’ yang terletak di bukit Serut yang masuk Kab.Gung Kidul sebelum Manyaran. Saya makan nasi kucing, makan makanan khas Watu Kelir namanya Lentho. Lentho itu seperti berketel (kentang goreng) tetapi dibuat dari tepung dan dicampuri kacang. Di hik itu, saya bertemu dengan seseorang. Dia biasa dipanggil Nick. Setelah sekian lama kami bengombrol bersama, saya pun bergegas untuk berangkat ke arah Manyaran. Biaya makan dan minum di hik itu ditanggung oleh Mas Nick. Saya berterimakasih padanya.
Saya pun beranjak dari hik itu pada pukul 15.20 WIB. Saya tiba di lapangan sepak bola Kec.Manyaran pada pukul 15.40 WIB. Kecamatan Manyaran itu sudah masuk ke Kab.Wonogiri namun  kecamatan itu  letaknya masih jauh dengan kota Kab.Wonogiri. Kalau saya ke Kota Wonogiri, saya mesti berjalan sepanjang 20 Kilometer. Di lapangan bola itu saya bertemu dengan anak- anak muda. Mereka sedang sparing bola. Salah satu pelatih, namanya Mas Endy Arankaru. Dia juga masih kuliah di Universitas Muhamadiyah Solo (UMS). Saya pun berkenalan dengan mereka. Sambil ngombol bersama, saya juga berpose bersama mereka. Karena asyik berngobrol, waktu tidak terasa lama. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Saya pun berpamitan dengan Mas Endy dan teman- temannya.
Pukul 16.00 WIB, saya melanjutkan trip saya. Jalannya masih naik- turun. Kelelahan saya sudah meninggi. Kalau jalannya menurun saya senang, namun kalau jalannya menanjak, sepeda saya tuntun karena lelah. Saya punya tujuan lain ke Wonogiri itu adalah mau melihat Waduk Gajah Mungkur. Jarak dari Manyaran ke Waduk itu sekitar 15 kilometer sedangkan jarak dari Waduk itu ke Kota Wonogiri adalah 5 Kilometer berarti jarak dari Manyaran ke kota Wonogiri adalah 20 kilometer. Saya melewati pertingaan Desa Cengkal kemudian tibalah saya di Kec.Muryantoro pada pukul 16.30 WIB. Saya masih melanjutkan trip ke arah Gajah Mungkur. Sepanjang jalan itu, rumah warga sedikit dan tidak terlalu ramai.
Akhirnya tibalah saya di Waduk Gajah Mungkur pada pukul 17.00 WIB. Saya masuk ke dalam dan saya masih sempat menikmati pemandangan indah di Waduk itu dan sekitarnya. Para pengunjung waduk itu sudah sepi karena sudah sore. Saya juga minum es dawet asli Gajah Mungkur. Harga es dawet itu sebesar Rp3.000,-. Sambil minum es dawet, saya juga berngobrol dengan ibu dan bapak penjual serta dua orang yang juga sedang minum es. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.50 WIB.
Pada pukul 18.00 WIB saya pun berpamitan dengan mereka. Saya berangkat lagi ke arah kota Wonogiri. Saya tiba di depan pos polisi, saya berkenalan dengan mereka. Mereka mengajak saya ngobrol serta makan dan minum di hik. Semua biaya makan ditanggung mereka. Mereka itu adalah Bpk.Yoga. Bpk.Santoso, Bpk.Abu, Bpk.Danu, Bpk.Angga dan Bpk.Rizky. Saya istirahat di pos polisi itu sekitar satu setengah jam. Pada pukuk 19.45 WIB, saya diantar oleh Bpk.Angga ke satu satu gereja katolik yang terletak di belakang alun- alun kota Wonogiri. Gereja itu adalah Paroki St.Yohanes Rasul Wonogiri. Saya berterimakasih pada mereka yang telah menerima saya.
Di teras gereja itu ada sekelompok OMK paroki itu. Saya pun tanpa malu berkenalan langsung dengan mereka. Mereka sangat terbuka terhadap siapapun. Kebiasaan mereka pada akhir pekan, mereka saling bertemu kemudian menghabiskan waktu bersama di teras gereja sampai tengah malam. Malam yang saya datangi ke sanah pun demikian. Pukul 23.00 WIB, OMK lain pulang ke rumah mereka. Ada teman muda bernama Bro Diki menemani saya sampai pukul 23.45 WIB. Dia pulang ke rumahnya, tinggallah saya sendiri di teras gereja itu. Saya menginap di teras itu.
Pada hari Minggu, 30 September 2012, pukul 02.14 WIB saya bangun kemudian saya tidur lagi sampai pukul 03.40 WIB. Pukul 03.40 WIB saya bangun dan berkeliling kota Wonogiri. Saya merasa mengantuk sehingga saya tidur lagi pada 04.25 WIB. Saya tidur lagi di teras warung warga. Saya bangun lagi pada pukul 05.30 WIB. Saya lanjut berkeliling sekitar kota Wonogiri sambil foto tempat- tempat terkenal.
Pukul 05.45 WIB, saya berangkat hendak pulang ke Yogyakarta. Saya tiba di Kec.Selogiri Kab.Wonogiri pada 06.10 WIB. Saya hanya berhenti saat mangambil foto/ memotret. Saya lanjutkan trip lagi. Saya tiba di Kec.Ngupit, Kab.Sukoharjo pada pukul 06.30 WIB. Saya terus berkanjut sampai di Kec.Nguter pada pukul 06.45 WIB. Saya berhenti di situ, saya masuk suatu warung soto. Saya istirahat sambil makan soto. Soto adalah makan khas sukoharjo, makanya para pedagang soto di berbagai daerah itu kebanyakan berasal dari Sukoharjo, Wonogiri dan Jawa Tengah. Saya juga sempat berngobrol dengan seorang bapak yang sedang jual soto tersebut.
Setengah jam kemudian pada pukul 07.20 WIB, saya berangkat lagi. Saya melewati jembatan kali Bengawan Solo. Air di sungai itu terlihat kering karena sudah lama tidak hujan (musim kemarau). Saya masih terus berlanjut ke arah kota Sukoharjo. Di tengah perjalanan, saya bertemu dengan sekelompok anak yang juga sedang melakukan perjalanan menuju kolam renang yang terletak di pusat kota Sukoharja. Kami sempat foto bersama. Saya melanjutkan trip lagi. Saya tiba di Kota Sukoharjo pada pukul 07.45 WIB.
Masih dalam perjalanan setelah ibu kota Sukoharjo, ada jembatan besar sungai Bengawan Solo. Di sungai besar itu, saya melihat warga sedang memancing ikan. Saya masih lanjut perjalanan ke arah Solo. Saya tiba di Solo Baru. Solo Baru itu adalah tempat di mana ramai dikunjung warga lokal Solo maupun dari berbagai tempat karena tempat itu menawarkan banyak pernak- pernik, pakaian, sepatu, dan masih banyak lagi dan harganya terjangkau. Jika anda ingin ke sana, tanya saja pada warga Solo bahwa Solo Baru itu ke arah mana, karena kebanyakan warga Solo tahu tentang itu.
Saya menyempatkan waktu untuk melihat- lihat segala macam penjualan. Saya istirahat sambil minum es teh.  Saat saya minum es teh, datanglah seorang bapak menghampiri saya. Setelah berkenalan, bapak itu bernama Rudi. Kami minum bersama sambil berngobrol. Saya minum es teh dua gelas. Semua biaya ditanggung Bpk.Rudi. Beliau mengatakan, kamu adalah tamu di sini maka saya bantu kamu bayar uang. Wah, saya sangat berterimaksih padanya. Pukul 09.30 WIB saya pun berpamitan untuk beranjak dari situ.
Pukul 09.30 WIB saya bengkat lagi ke arah Baki. Saya tiba di Kec.Baki Kab.Klaten pada pukul 09.45 WIB. Saya melewati Desa Teluyo. Saya masih berlanjut dan tiba di di Kec.Daleman pada pukul pukul 10.00 WIB. Sinar mata hari yang menyilaukan bumi sepanjang jalan mengakibatkan semangat untuk mengayuh sepeda jadi berkurang. Saya merasa lelah, maka saya istirahat di suatu warung yang sudah tutup. Saya tertidur di kursi depan warung itu. Saya bangun lagi pada pukul 10.15 WIB. Meskipun terik matahari yang memancarkan sinar sehingga jalan aspal menjadi panas, namun saya tetap melanjutkan perjalanlku ke arah Klaten kota.
Setelah berjalan sekian kilometer dari Daleman, saya pun tiba di jalan raya Jogja-Solo, tepatnya di Jambukulon, Klaten. Perjalanan ke kota Kalaten masih jauh. Di tengah jalan, saya berhenti untuk memotret. Pukul 12.00 WIb saya masuk suatu warung yang terletak di pinggir jalan raya daerah Gatak untuk minum es teh. Saya pun istirahat sambil minum es teh dan es suprite, saya bayar Rp7.000,-. Saya istirahat sekitar 20 menit. Setelah itu saya melanjutkan trip pulang ke kota Klaten.
Saya melanjutkan perjalanan lagi ke arah Klaten kota. Saya tiba di Panti Semedi Klaten pada pukul 12.30 WIB. Di depan Panti Semedi itu terdapat patung- patung. Saya pun ambil foto di patung itu. Kemudian saya menyeberang dan masuk ke Panti Semedi. Saya melapor diri ke bapak satpam. Saya sempat memotret di patung gambar Bunda Maria di depan rumah retret. Setelah itu, saya bertemu dengan tiga satpam dan satu tukang becak yang juga melayani di Panti Semedi itu. Hand phone saya masih karena baterainya lemah, maka saya istirahat di situ sambil mengecas HP. Mereka memberiku minum dan menawari makan tetapi untuk makan saya tidak menerima karena saya dalam keadaan tidak lapar padahal dari pagi saya hanya makan soto. Kami berngobrol selama kurang lebih satu jam. Saya senang bertemu dengan mereka. Setelah lama istirahat di Panti Semedi Klaten itu, saya pun berpamitan untuk melangkah kaki dari tempat itu, namun saya berpose bersama mereka. Saya pun mulai beranjak dari tempat itu pada pukul 13.45 WIB.
Perjalanan tinggal 30 kilometer lagi. Masih dalam rasa lelah, saya melanjutkan trip saya ke arah Jogja. Saya melewati ibu kota Klaten. Saya sempat berhenti di depan alun- alun kota Klaten sambil memotret. Saya







Tidak ada komentar:

Posting Komentar