Mungkin Anda bosan melihat tulisan saya selama perjalanan
(semoga Anda senang menbaca tulisan saya ini). Berikut ini diceritakan
perjalanan saya dari Jogja menuju Wonogiri. Bila Anda mau membaca berarti saya
berterimakasih, tidak juga tidak masalah.
Pada tanggal 29 September 2012 pada pukul 10.00 pagi, saya
berangkat dari kostku Paingan menuju Wonogiri. Setelah saya tiba di Kalasan,
saya bertemu dengan seorang bule yasng juga sedang menuju ke Candi Prambanan.
Dia bernama James, dia berasal dari Irlandia. Sebelum ke Indonesia, dia sudah
lama tinggal di Malaysia. Di Indonesia, dia baru empat hari. Kami bersama- sama
jalan sambil berngobrol di jalan. Setelah tiba di prambanan, dia masuk ke
wisata Candi Prambanan sedangkan saya melanjutkan perjalanan ke Wonogiri.
Saya tiba di samping kantor bupati Klaten pada pukul 11.00
WIB. Setelah saya bertanya kepada seorang warga tentang arah jalan ke wonogiri yang paling cepat itu
lewat mana! Beliau menunjukkan arah jalan yang lebih dekat itu adalah melewati
Wedi- Bayat- Cawas- Weru- Watu Kelir- Manyaran- Muryantoro- Wonogiri. Saya pun
mengikuti apa yang diberitahukan oleh bapak tersebut.
Saya tiba di Kec.Wedi Kab.Klaten pada pukul 11.20 WIB. Saya
melanjutkan perjalanan lagi ke arah Bayat. Saya tiba di depan Goa Maria
Marganingsih Bayat pada pukul 11.40 WIB. Saya istirahat di Goa Maria
Marganingsih itu sambil berdoa, setelah itu saya bertemu dengan seorang bapak
yang juga sedang melakukan meditasi dan doa di Goa Maria itu. Bapak itu bernama
Slameto. Saya istirahat selama 30 menit.
Pada pukul 12.20 WIB, saya melanjutkan trip saya. Saya tiba di Desa Jeruk’an
Kec.Bayat, sekitar 8 kilometer dari Goa Maria Marganingsih ke arah timur. Saya
masuk ke suatu warung makan dan sambil istirahat, saya makan pagi sekaligus
makan siang. Saya istirahat di situ sambil berngobrol dengan pemilik warung
tersebut. Sayar bayar uang makan siang itu sebesar Rp7.000,-.
Pada pukul 12.40 WIB saya melanjutkan trip saya. Setelah
sekian kilometer saya lewati, tibalah saya di alun- alun kota Cawas yang satu
sudut alun- alun itu ada tugu garuda. Saya melihat jam, sudah menunjukkan pukul
13.30 WIB. Saya melanjutkan trip saya. Saya tiba di Desa Nanggulan masih daerah
Cawas. Saya istirahat sambil berfoto bersama anak- anak SD kelas V. saya istirahat
di depan pos ronda yang terletak di samping pertingaan jalan.
Saya melanjutkan trip saya lagi ke arah Weru. Saya tiba di
depan Gereja Katolik St.Petrus Weru Kab.Sukoharjo pada pukul 13.55 WIB. Di
gereja itu saya berhenti sebentar saja saat saya memotret foto. Saya melangkah
lagi ke arah Watu Kelir. Saya tiba di Kec.Watu Kelir yang masuk kabupaten
Sukoharjo pada pukul 14.30 WIB. Mulai dari Watu Kelir itu jalannya menanjak
sehingga sepeda saya tuntun. Karena kelelahan maka saya istirahat di salah satu
pintu masuk gang sebelum mencapai puncak. Si situ, saya istirahat sambil
menulis catatan saya. Saya istirahat selama 20 menit.
Jalannya masih tetap menanjak. Saya melanjutkan lagi ke arah
Manyaran. Saya tiba di salah satu angkringan, istilah ‘angkringan’ orang sana
itu ‘hik’ yang terletak di bukit Serut yang masuk Kab.Gung Kidul sebelum
Manyaran. Saya makan nasi kucing, makan makanan khas Watu Kelir namanya Lentho.
Lentho itu seperti berketel (kentang goreng) tetapi dibuat dari tepung dan
dicampuri kacang. Di hik itu, saya bertemu dengan seseorang. Dia biasa dipanggil
Nick. Setelah sekian lama kami bengombrol bersama, saya pun bergegas untuk
berangkat ke arah Manyaran. Biaya makan dan minum di hik itu ditanggung oleh
Mas Nick. Saya berterimakasih padanya.
Saya pun beranjak dari hik itu pada pukul 15.20 WIB. Saya
tiba di lapangan sepak bola Kec.Manyaran pada pukul 15.40 WIB. Kecamatan
Manyaran itu sudah masuk ke Kab.Wonogiri namun kecamatan itu
letaknya masih jauh dengan kota Kab.Wonogiri. Kalau saya ke Kota
Wonogiri, saya mesti berjalan sepanjang 20 Kilometer. Di lapangan bola itu saya
bertemu dengan anak- anak muda. Mereka sedang sparing bola. Salah satu pelatih,
namanya Mas Endy Arankaru. Dia juga masih kuliah di Universitas Muhamadiyah
Solo (UMS). Saya pun berkenalan dengan mereka. Sambil ngombol bersama, saya
juga berpose bersama mereka. Karena asyik berngobrol, waktu tidak terasa lama.
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Saya pun berpamitan dengan Mas Endy
dan teman- temannya.
Pukul 16.00 WIB, saya melanjutkan trip saya. Jalannya masih
naik- turun. Kelelahan saya sudah meninggi. Kalau jalannya menurun saya senang,
namun kalau jalannya menanjak, sepeda saya tuntun karena lelah. Saya punya
tujuan lain ke Wonogiri itu adalah mau melihat Waduk Gajah Mungkur. Jarak dari
Manyaran ke Waduk itu sekitar 15 kilometer sedangkan jarak dari Waduk itu ke
Kota Wonogiri adalah 5 Kilometer berarti jarak dari Manyaran ke kota Wonogiri
adalah 20 kilometer. Saya melewati pertingaan Desa Cengkal kemudian tibalah saya
di Kec.Muryantoro pada pukul 16.30 WIB. Saya masih melanjutkan trip ke arah
Gajah Mungkur. Sepanjang jalan itu, rumah warga sedikit dan tidak terlalu
ramai.
Akhirnya tibalah saya di Waduk Gajah Mungkur pada pukul 17.00
WIB. Saya masuk ke dalam dan saya masih sempat menikmati pemandangan indah di
Waduk itu dan sekitarnya. Para pengunjung waduk itu sudah sepi karena sudah
sore. Saya juga minum es dawet asli Gajah Mungkur. Harga es dawet itu sebesar
Rp3.000,-. Sambil minum es dawet, saya juga berngobrol dengan ibu dan bapak
penjual serta dua orang yang juga sedang minum es. Waktu sudah menunjukkan
pukul 17.50 WIB.
Pada pukul 18.00 WIB saya pun berpamitan dengan mereka. Saya
berangkat lagi ke arah kota Wonogiri. Saya tiba di depan pos polisi, saya
berkenalan dengan mereka. Mereka mengajak saya ngobrol serta makan dan minum di
hik. Semua biaya makan ditanggung mereka. Mereka itu adalah Bpk.Yoga. Bpk.Santoso,
Bpk.Abu, Bpk.Danu, Bpk.Angga dan Bpk.Rizky. Saya istirahat di pos polisi itu
sekitar satu setengah jam. Pada pukuk 19.45 WIB, saya diantar oleh Bpk.Angga ke
satu satu gereja katolik yang terletak di belakang alun- alun kota Wonogiri.
Gereja itu adalah Paroki St.Yohanes Rasul Wonogiri. Saya berterimakasih pada
mereka yang telah menerima saya.
Di teras gereja itu ada sekelompok OMK paroki itu. Saya pun
tanpa malu berkenalan langsung dengan mereka. Mereka sangat terbuka terhadap
siapapun. Kebiasaan mereka pada akhir pekan, mereka saling bertemu kemudian
menghabiskan waktu bersama di teras gereja sampai tengah malam. Malam yang saya
datangi ke sanah pun demikian. Pukul 23.00 WIB, OMK lain pulang ke rumah
mereka. Ada teman muda bernama Bro Diki menemani saya sampai pukul 23.45 WIB.
Dia pulang ke rumahnya, tinggallah saya sendiri di teras gereja itu. Saya
menginap di teras itu.
Pada hari Minggu, 30 September 2012, pukul 02.14 WIB saya
bangun kemudian saya tidur lagi sampai pukul 03.40 WIB. Pukul 03.40 WIB saya
bangun dan berkeliling kota Wonogiri. Saya merasa mengantuk sehingga saya tidur
lagi pada 04.25 WIB. Saya tidur lagi di teras warung warga. Saya bangun lagi
pada pukul 05.30 WIB. Saya lanjut berkeliling sekitar kota Wonogiri sambil foto
tempat- tempat terkenal.
Pukul 05.45 WIB, saya berangkat hendak pulang ke Yogyakarta.
Saya tiba di Kec.Selogiri Kab.Wonogiri pada 06.10 WIB. Saya hanya berhenti saat
mangambil foto/ memotret. Saya lanjutkan trip lagi. Saya tiba di Kec.Ngupit,
Kab.Sukoharjo pada pukul 06.30 WIB. Saya terus berkanjut sampai di Kec.Nguter
pada pukul 06.45 WIB. Saya berhenti di situ, saya masuk suatu warung soto. Saya
istirahat sambil makan soto. Soto adalah makan khas sukoharjo, makanya para
pedagang soto di berbagai daerah itu kebanyakan berasal dari Sukoharjo,
Wonogiri dan Jawa Tengah. Saya juga sempat berngobrol dengan seorang bapak yang
sedang jual soto tersebut.
Setengah jam kemudian pada pukul 07.20 WIB, saya berangkat
lagi. Saya melewati jembatan kali Bengawan Solo. Air di sungai itu terlihat
kering karena sudah lama tidak hujan (musim kemarau). Saya masih terus
berlanjut ke arah kota Sukoharjo. Di tengah perjalanan, saya bertemu dengan
sekelompok anak yang juga sedang melakukan perjalanan menuju kolam renang yang
terletak di pusat kota Sukoharja. Kami sempat foto bersama. Saya melanjutkan
trip lagi. Saya tiba di Kota Sukoharjo pada pukul 07.45 WIB.
Masih dalam perjalanan setelah ibu kota Sukoharjo, ada
jembatan besar sungai Bengawan Solo. Di sungai besar itu, saya melihat warga
sedang memancing ikan. Saya masih lanjut perjalanan ke arah Solo. Saya tiba di
Solo Baru. Solo Baru itu adalah tempat di mana ramai dikunjung warga lokal Solo
maupun dari berbagai tempat karena tempat itu menawarkan banyak pernak- pernik,
pakaian, sepatu, dan masih banyak lagi dan harganya terjangkau. Jika anda ingin
ke sana, tanya saja pada warga Solo bahwa Solo Baru itu ke arah mana, karena
kebanyakan warga Solo tahu tentang itu.
Saya menyempatkan waktu untuk melihat- lihat segala macam
penjualan. Saya istirahat sambil minum es teh.
Saat saya minum es teh, datanglah seorang bapak menghampiri saya.
Setelah berkenalan, bapak itu bernama Rudi. Kami minum bersama sambil
berngobrol. Saya minum es teh dua gelas. Semua biaya ditanggung Bpk.Rudi.
Beliau mengatakan, kamu adalah tamu di sini maka saya bantu kamu bayar uang. Wah,
saya sangat berterimaksih padanya. Pukul 09.30 WIB saya pun berpamitan untuk
beranjak dari situ.
Pukul 09.30 WIB saya bengkat lagi ke arah Baki. Saya tiba di
Kec.Baki Kab.Klaten pada pukul 09.45 WIB. Saya melewati Desa Teluyo. Saya masih
berlanjut dan tiba di di Kec.Daleman pada pukul pukul 10.00 WIB. Sinar mata hari
yang menyilaukan bumi sepanjang jalan mengakibatkan semangat untuk mengayuh
sepeda jadi berkurang. Saya merasa lelah, maka saya istirahat di suatu warung
yang sudah tutup. Saya tertidur di kursi depan warung itu. Saya bangun lagi
pada pukul 10.15 WIB. Meskipun terik matahari yang memancarkan sinar sehingga
jalan aspal menjadi panas, namun saya tetap melanjutkan perjalanlku ke arah
Klaten kota.
Setelah berjalan sekian kilometer dari Daleman, saya pun tiba
di jalan raya Jogja-Solo, tepatnya di Jambukulon, Klaten. Perjalanan ke kota
Kalaten masih jauh. Di tengah jalan, saya berhenti untuk memotret. Pukul 12.00
WIb saya masuk suatu warung yang terletak di pinggir jalan raya daerah Gatak
untuk minum es teh. Saya pun istirahat sambil minum es teh dan es suprite, saya
bayar Rp7.000,-. Saya istirahat sekitar 20 menit. Setelah itu saya melanjutkan
trip pulang ke kota Klaten.
Saya melanjutkan perjalanan lagi ke arah Klaten kota. Saya
tiba di Panti Semedi Klaten pada pukul 12.30 WIB. Di depan Panti Semedi itu
terdapat patung- patung. Saya pun ambil foto di patung itu. Kemudian saya
menyeberang dan masuk ke Panti Semedi. Saya melapor diri ke bapak satpam. Saya
sempat memotret di patung gambar Bunda Maria di depan rumah retret. Setelah
itu, saya bertemu dengan tiga satpam dan satu tukang becak yang juga melayani
di Panti Semedi itu. Hand phone saya masih karena baterainya lemah, maka saya istirahat
di situ sambil mengecas HP. Mereka memberiku minum dan menawari makan tetapi
untuk makan saya tidak menerima karena saya dalam keadaan tidak lapar padahal
dari pagi saya hanya makan soto. Kami berngobrol selama kurang lebih satu jam.
Saya senang bertemu dengan mereka. Setelah lama istirahat di Panti Semedi
Klaten itu, saya pun berpamitan untuk melangkah kaki dari tempat itu, namun
saya berpose bersama mereka. Saya pun mulai beranjak dari tempat itu pada pukul
13.45 WIB.
Perjalanan tinggal 30 kilometer lagi. Masih dalam rasa lelah,
saya melanjutkan trip saya ke arah Jogja. Saya melewati ibu kota Klaten. Saya
sempat berhenti di depan alun- alun kota Klaten sambil memotret. Saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar