Oleh: Agustian Tatogo
Berkembangnya
teknologi pada era globalisasi ini memiliki dampak yang sangat besar. Di samping
teknologi dapat membantu masyarakat dalam mencari informasi dengan mudah dan
dapat berkomunikasi langsung dengan orang yang kita kenal. Teknologi sekarang
juga memiliki dampak negatif yang sangat besar. Hal ini dapat dilihat di mana
banyak orang menggunakan teknologi sebagai sarana yang dapat membayakan diri
sendiri maupun orang lain. Teknologi modern juga juga menjadi sarana melakukan
kejahatan.
Ketika saya
bekerja sebagai operator (OP) pada salah satu warnet (warung internet) di
pinggiran kota Yogyakarta, saya bertemu banyak anak yang keluar masuk warnet. Setelah
saya amati, rupanya mereka buka internet dan lebih banyak buka situs jejaring sosial
di dunia maya seperti facebook, twitter, dll. Ketika mereka buka komputer,
tidak sedikit yang saya temukan adalah membuka setiap folder yang terdapat pada
komputer. Hal lain adalah mereka juga membuka situs- situs berbauh pornografi.
Tidak hanya
itu, menariknya lagi bahwa mereka lebih banyak bermain game online. Jika main
game hanya sekedar hiburan saja tidak masalah. Namun, mereka main game setiap
hari dan main game tidak kurang dari dua jam. Perilaku tersebut bukan saja
menjadi kebiasaan tetapi sudah menjadi kecanduan. Mirisnya bahwa pelaku
tersebut tidak hanya orang dewasa saja, namun justru anak- anak yang saat ini
berstatus sebagai siswa SD dan juga siswa SMP. Mereka lebih banyak menghabiskan
waktu untuk bermain game online dibanding belajar (sekolah) atau bermain dengan
teman- teman seusia mereka atau membantu orang tua di rumah.
Bermain game
online sering kali menciptakan emosional akan kecanduan game. Emosional tersebut
dapat dilihat melalui ucapan- ucapan bernada kotor. Beberapa kata yang biasa diucapkan
para pelaku tersebut adalah goblok, asuh,
bajingan, enthot, tolol, konthol,
dll. Banyak nada kotor tersebut biasa diucapkan oleh pelaku yang tidak lain
adalah anak SD ataupun anak SMP tersebut.
Perlu Pendidikan Karakter
Jika anak-
anak memiliki perilaku seperti ini, maka siapa yang salah? Tentunya banyak
pihak harus bertindak untuk menyadarkan kecanduan akan dunia maya termasuk
game. Pendidikan karakter paling dasar adalah orang tua di rumah. Ketika anak
sudah menginjak usia balita kemudian usia play group atau TK maka di situlah
penerapan pendidikan karakter yang sesungguhnya. Jika orang tua saja belum
memahami pendidikan karakter, maka bagaimana mereka bisa mendidik anaknya? Jika
keluarga tersebut adalah broken home,
maka bagaimana anak bisa bertumbuh menjadi pribadi yang berkarakter?
Sekolah adalah
tempat kedua anak untuk belajar, tumbuh dan berkembang menjadi pribadi berkarakter.
Untuk itu pihak sekolah sebagai keluarga kedua mampu mendidik anak/ siswa. Peran
sekolah terutama pimpinan sekolah dalam mengambil kebijakan yang dapat membantu
anak menjadi dewasa. Di samping itu pula guru kelas yang terdapat pada setiap
kelas. Guru kelas tidak hanya memberikan materi semata, namun yang lebih
penting adalah mendidik karakter anak didiknya. Guru kelas haruslah bertindak
seperti orang tua di rumah sehingga karakter anak menjadi lebih baik. Anak menjadi
lebih leluasa dalam belajar, tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang
berkarakter baik.
Masyarakat di
lingkungan sekitar juga perlu membantu anak dalam berkembang menjadi pribadi
berkarakter. Salah satu wujud nyata dalam pendidikan karakter pada lingkungan
sekitar adalah kegiatan- kegiatan lingkungan yang dapat membantu dalam
mengembangkan diri. Misalnya, kegiatan yang melibatkan anak- anak. Kemudian perlu
pula peran dari ketua lingkungan termasuk RT, RW atau kelompok muda setempat dalam
mendidikak karakter anak.
Di samping
orang tua, sekolah, masyarakat lingkungan sekitar pula agama juga berperan
dalam mengembangkan karakter anak. Tokoh agama di tempat ibadah juga harus
mendidik anak, mengembangkan karakter anak. Hal- hal yang bisa dilakukan oleh
tokoh agama adalah mengadakan kegiatan keagamaan yang melibatkan semua unsur warganya
termasuk anak- anak.
Semua unsur di
atas harus berperan dalam mendidik anak menjadi pribadi yang berguna bagi diri
sendiri, keluarga dan juga bagi masyarakat sekitar. Dengan mendidik anak dengan
baik maka terciptalah anak yang karakternya baik. Dididiknya karakter pada anak
maka kepribadiannya akan terbentuk dan menjadi pribadi bertumbuh dan berkembang
sebagai manusia berakhlak mulia. Dan perilaku negatifnya menjadi kurang begitu nampak
jelas. Maka keinginan untuk bermain game online menjadi berkurang dan tidak
menjadi kebiasaan terus menurus ataupun tidak menjadi kecanduan akan internet
terutama situs jejaring sosial termasuk game online.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar